Di antara gegap gempita penyelenggaraan Jakarta Biennale 2021, Ring Project diluncurkan pertama kalinya hari ini. Project yang diinisiasi oleh Gudskul Studi Kolektif dan Ekosistem Seni Rupa Kontemporer bakal digelar sampai 21 Januari 2021 di Museum Nasional Indonesia atau Museum Gajah.
Ring Project merupakan usaha adaptasi, pemulihan, dan solidaritas di ranah seni ketika pandemi global memacu para seniman untuk mencari daur baru kerja kreativitas. Mengusung tema Metaphors About Islands, ada 20 seniman dan kolektif seni dari Bangkok, Bangladesh, Hanoi, Jakarta, Kathmandu, Kuala Lumpur, Phnom Penh, dan Taipei.
Karya mereka bakal bersanding dengan 22 kolektif seni Indonesia yang merupakan peserta Gudskul Studi Kolektif dan Ekosistem Seni Rupa Kontemporer angkatan ketiga 2020/2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kurator Sandy Hsiu-chih Lo mengatakan Ring Project diselenggarakan dengan tema Metaphors About Islands tidak hanya menekankan pada perbedaan individu namun juga bayangan komunitas yang baru berdasarkan politik, etika, dan estetika.
"Ini bukan upaya untuk membangun identitas kolektif Nusantara laut Asia Tenggara, melainkan sebuah upaya untuk berdialog serta mempertimbangkan pluralisme dan perbedaan dalam narasi artistik dari metafora pulau dalam menanggapi situasi kebersamaan melalui kolaborasi antara 41 seniman dan kolektif," ungkapnya saat jumpa pers virtual, Jumat (7/1/2022).
Dengan berjejaring antara 41 seniman dan kolektif, Ring Project diharapkan dapat membangun pertemanan dengan tangan terbuka.
"Kami ingin memikirkan ulang hubungan dari pulau-pulau terisolasi ke kepulauan dan menganggap berdialog sebagai tindakan," sambungnya.
Jika kita membayangkan lajur yang ditempuh dari lokasi-lokasi para kolektif angkatan ke-3 ini, lalu dihubungkan dengan seniman dan kolektif dari lokasi yang lebih banyak lagi. Kemudian berlabuh di Jakarta Biennale sebagai penyedia anjungan bagi karya-karya yang mereka tampilkan lalu kembali ke lokalitas masing-masing.
(tia/wes)