Hari Wayang Nasional Dirayakan Setiap 7 November, Begini Sejarahnya

Hari Wayang Nasional Dirayakan Setiap 7 November, Begini Sejarahnya

Tia Agnes - detikHot
Minggu, 07 Nov 2021 16:10 WIB
Dalang senior Radiman Dimansyah mempertunjukkan wayang Sampir saat pergelaran budaya di Taman Wisata Pagat, Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Sabtu (2/10/2021). Pertunjukan wayang Sampir tersebut bertujuan untuk suatu hajat tertentu yang disebut manyampir, merupakan ritual yang dipimpin oleh dalang untuk mengusir roh-roh jahat yang menggangu kehidupan manusia serta menjadi hiburan bagi masyarakat. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/aww.
Hari Wayang Nasional Dirayakan Setiap 7 November, Begini Sejarahnya. (Foto: ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S)
Jakarta -

Setiap tanggal 7 November, masyarakat Indonesia merayakan Hari Wayang Nasional. Bagi pencinta seni wayang, ini adalah momentum yang tepat untuk kembali memperingati kesenian leluhur bangsa Indonesia.

Kata 'wayang' berasal dari bahasa Jawa yang berarti 'bayangan'. Wayang merupakan seni pertunjukan tradisional yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali.

Wayang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai pertunjukan boneka bayangan asal Indonesia sejak 7 November 2003. Bentuk wayang juga dianggap sebagai warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun ini, Hari Wayang Nasional jatuh pada Minggu (7/11/2021). Bagaimana sejarah dari perayaan besar Hari Wayang Nasional?

Peringatan Hari Wayang Nasional diatur melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 30 Tahun 2018 tentang Hari Wayang Nasional. Penandatanganan penetapan ini dibuat oleh Presiden Jokowi pada 11 Desember 2018.

ADVERTISEMENT

"Menetapkan tanggal 7 November sebagai Hari Wayang Nasional," ucap Presiden Jokowi saat membacakan diktum satu dari Keppres tersebut.

Pembacaan dan penandatanganan Keppres itu dilakukan saat orang nomor satu di Indonesia itu menerima sekitar 40 seniman dan budayawan di Istana Merdeka, Bogor.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, mengatakan pengajuan Hari Wayang Nasional sudah menjadi usulan masyarakat sejak lama.

"Beliau (Pak Jokowi) tadi secara langsung diambil suratnya, ditandatangani di tempat sehingga sekarang tanggal 7 November yaitu tanggal penetapan wayang sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO ditetapkan sebagai Hari Wayang Nasional," kata Hilmar Farid, saat itu.

Wayang sudah masuk ke Indonesia sejak lama. Dalam sejarahnya, catatan awal pertunjukan wayang berasal dari Prasasti Balitung pada abad keempat yang berbunyi si Galigi Mawayang.

Dalam Wikipedia juga disebutkan, ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah ada, seni pertunjukan ini menjadi media efektif menyebarkan agama Hindu. Pertunjukan wayang menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata.

Saat penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Wali Songo, wayang pun memainkan peranan penting. Di Jawa, wayang dibagi menjadi tiga yakni wayang kulit di timur, wayang wong di Jawa Tengah, dan wayang golek di Jawa Barat.

Salah satu wali yang mengembangkan wayang dan memakai fungsinya untuk menyebarkan agama Islam adalah Raden Patah dan Sunan Kali Jaga.

Selain itu, dalam sejarah juga disebutkan ketika misionaris Katolik, Bruder Timotheus L. Wignyosubroto, FIC pada 1960 dalam misinya menyebarkan agama Katolik, ia mengembangkan Wayang Wahyu, yang sumber ceritanya berasal dari Alkitab.

(Baca halaman berikutnya soal wayang kontemporer)

Wayang Kontemporer Berkembang

Wayang BocorWayang Bocor, kelompok seniman yang kembangkan wayang. Foto: Wayang Bocor (Agnes/detikcom)

Penciptaan wayang berkembang ke medium yang lebih luas. Dalam dunia seni, wayang kontemporer bergerak ke arah yang tidak statis, tak harus menggunakan kulit, dan cerita wayang disajikan secara dinamis dan berbeda.

Jika dalam tradisi wayang tradisional, dalang atau pencerita masih menganut kaidah pakem pewayangan. Berbeda dengan kontemporer, sang dalang menggunakan imajinasinya dan bahasa yang diucapkan sebebasnya.

Salah satu kelompok seniman yang mengembangkan wayang kontemporer adalah perupa asal Yogyakarta, Eko Nugroho. Bersama sekelompok seniman lainnya, mereka menciptakan Wayang Bocor yang dibangun sejak tahun 2008.

Wayang Bocor memadukan antara seni tradisi, namun menghasilkan tontonan yang dekat dengan masyarakat. Ada narator cerita, dalang, ada wayang yang dibuat, ada permainan bayangan dengan sorot lampu dan kelir, tapi karakter yang dimainkan tak sekadar wayang.

Eko Nugroho memasukkan para pemain dari aktor teater. Adegan-adegannya pun dibuat tak biasa.

Bahasa yang dibawakan tak lagi bahasa Jawa, namun Indonesia dan terkadang lebih ngetren dan gaul. Wayang Bocor menjadi salah satu alternatif pertunjukan menarik di tengah perkembangan wayang di masa kini.


Hide Ads