Isu mural dihapus yang bertebaran di berbagai kota di Indonesia hangat dibicarakan beberapa bulan belakangan. Di tengah isu tersebut, Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Polri merencanakan bakal menggelar lomba mural.
Hadiah lomba mural yang rencananya digelar akhir Oktober adalah memperebutkan hadiah Piala Kapolri. Bagaimana tanggapan dari Gejayan Memanggil yang juga pernah membuat lomba mural #Dibungkam akhir Agustus lalu?
Kepada detikcom, Mimin Muralis sebagai perwakilan Gejayan Memanggil mengomentari mengenai kabar berita tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pikir itu merupakan tindakan cuci muka, sebab citra mereka yang sudah terpampang jelas buruknya ketika upaya-upaya penghapusan mural mereka terlibat dan masyarakat tahu perihal itu," tutur Mimin Muralis kepada detikcom, Jumat (17/9/2021).
Jika lomba mural yang digelar Polri itu tetap berlangsung, lanjut Mimin Muralis, itu adalah hal yang tidak substansial.
"Yang paling mendesak adalah memberikan pemahaman kepada para aparat tentang prinsip-prinsip HAM dan juga mengedepankan hak-hak kebebasan berpendapat. Ini yang paling penting," tegas Gejayan Memanggil.
Sebelumnya, Gejayan Memanggil juga mengomentari kabar itu lewat akun Instagram resminya. Akun Aliansi Rakyat Bergerak mengatakan satpol razia tembok dan polisi menyuruh organisasi masyarakat (ormas) dan warga untuk menghapus mural.
"Sekarang bikin lomba, jangan-jangan buat nutupin mural kritik yang tersebar di seluruh Indonesia. Gas lagi nggak nih lur? Ingat kata Pa Dosen, Jalanan Adalah Jalan! Gaskeuuun! Gak usah berharap pada piala Kapolri yang norak kalau dipajang di rumahmu!" tulis Gejayan Memanggil.
Bahkan mimin muralis Gejayan Memanggil memberikan saran agar Polri membuat lomba di internalnya saja.
"Lebih baik Polri bikin lomba di internalnya saja, lomba yang paling humanis dan tidak represif," ucap Mimin Muralis.
Sebelumnya, Gejayan Memanggil mengumumkan para pemenang 85 seniman yang meraih anugerah dari lomba mural #Dibungkam. Para seniman yang mengikuti lomba ada ratusan dan berasal dari berbagai daerah.
Seniman yang menang pun masuk kategori Paling Nekat, Paling Memanggil, Paling Bisaan, Paling Misterius, Paling Teatrikal, Paling Romantis, Paling Berwarna sampai penghargaan secara khusus kepada Jembatan Kewek dan Perempatan Tukangan.
(tia/nu2)