38 Goresan Sketsa Sudjojono tentang Sultan Agung Dipajang di Solo

38 Goresan Sketsa Sudjojono tentang Sultan Agung Dipajang di Solo

Tia Agnes - detikHot
Sabtu, 28 Agu 2021 14:03 WIB
Pameran Seni Mukti Negeriku! Tampilkan Skesta Sudjojono di Solo
Foto: S.Sudjojono Center/ Tumurun Private Museum
Jakarta -

Bagi pencinta seni yang menyukai karya dari maestro seni lukis Indonesia, Sindudarsono Sudjojono atau S.Sudjojono kini bisa melihat goresan sketsanya yang lebih lengkap. Sebanyak 38 sketsa orisinil S.Sudjojono dipajang perdana di Tumurun Private Museum, Solo, Jawa Tengah.

Pameran seni bertajuk Mukti Negeriku! Perjuangan Sultan Agung Melalui Goresan S.Sudjojono yang berlangsung selama 6 bulan lamanya, mulai 28 Agustus 2021 sampai 28 Februari 2022.

Pendiri Tumurun Private Museum, Iwan K Lukminto menuturkan pameran ini digelar untuk memahami dan mengedukasi masyarakat akan dua sosok yang penting dalam sejarah Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertama, sosok Sultan Agung yang menjadi raja pertama di Nusantara dan punya gagasan menolak kehadiran Belanda di negeri ini," ungkap Iwan K Lukminto saat jumpa pers virtual, Jumat (27/8/2021).

Kolektor asal Solo itu juga melanjutkan nama besar seniman yang disebut dengan bapak seni rupa modern Indonesia menjadi alasan kedua dari penyelenggaraan pameran Mukti Negeriku!.

ADVERTISEMENT

"Seniman besar seperti Pak Djon telah melalui proses panjang untuk bisa melahirkan karya masterpiece dalam karier beliau. Salah satunya adalah lukisan Pertempuran Antara Sultan Agung dan JP Coen," sambungnya.

Pameran Seni Mukti Negeriku! Tampilkan Skesta Sudjojono di SoloPameran Seni Mukti Negeriku! Tampilkan Skesta Sudjojono di Solo Foto: S.Sudjojono Center/ Tumurun Private Museum

Secara khusus, pameran ini membicarakan lukisan yang diciptakan Sudjojono yang berjudul Pertempuran Antara Sultan Agung dan JP Coen. Lukisan itu dibuat tahun 1973 dan kini menjadi koleksi Museum Sejarah Jakarta.

Dalam sejarahnya, lukisan itu dipesan khusus oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin dalam rangka peresmian Museum Fatahillah di 1974. Selama 3 bulan, S.Sudjojono melakukan riset di Jakarta, Solo, dan Belanda untuk mendapat data historis yang akurat.

Setelah riset, ia merampungkan lukisan yang terdiri dari tiga panel besar di studio khusus selama 7 bulan. Lukisannya berukuran 3 x 10 meter.

Pameran Seni Mukti Negeriku! Tampilkan Skesta Sudjojono di SoloPameran Seni Mukti Negeriku! Tampilkan Skesta Sudjojono di Solo Foto: S.Sudjojono Center/ Tumurun Private Museum

"Bapak itu sangat detail dalam meriset dan membuat coretan seperti yang dituliskannya. Ketika bapak mendapat proyek ini dari Pak Ali, dadanya langsung bergelora. Rasa nasionalisme bapak tidak pernah padam dalam segala cuaca," kata Maya Sudjojono putri sekaligus perwakilan S.Sudjojono Center.

Dari hasil riset, lahirlah 38 sketsa disertai catatan tangan yang detail tentang peristiwa bersejarah Sultan Agung dan JP Coen di Batavia.

"Pameran ini adalah upaya kami untuk mengenalkan ulang kepada generasi muda akan sosok dan peristiwa bersejarah lukisan ini. Hal yang perlu diketahui lainnya oleh generasi muda adalah seorang seniman yang serius membuat karya bisa dilihat dari riset dan sketsa sebelum berimajinasi membuat lukisan," pungkasnya.




(tia/pus)

Hide Ads