Jelang manga Attack on Titan yang segera berakhir, patung perunggu karakter Levi Ackerman dipamerkan di kampung halaman sang komikus Hajime Isayama.
Patung perunggu itu diresmikan di depan Stasiun JR Hita di kota Hita, Prefektur Oita, atau yang menjadi kampung halaman Hajime Isayama, akhir pekan lalu. Levi Ackerman merupakan karakter terpopuler yang diciptakannya.
Levi Ackerman adalah kapten dari Pasukan Pengintai dan karakter tangguh yang berperang di medan pertempuran. Ia juga dikenal sebagai manusia terkuat karena lihai bertarung melawan para Titan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Spoiler Attack on Titan Chapter 138 |
Sebelum patung Levi diresmikan, para pendahulunya juga dipajang di kampung halaman sang komikus.
Dilansir dari Anime News Network, ada patung Eren, Armin, dan Mikasa yang berdiri di bendungan Oyama. Patung-patung itu didanai oleh masyarakat dan terkumpul lebih dari 29 juta yen.
Hajime Isayama mengatakan patung Levi berada dalam perencanaan dewan kota Hita sejak tahun lalu.
"Levi adalah karakter yang paling populer dan telah mendukung Attack on Titan sepanjang jalan," tutur Hajime Isayama.
"Saya berutang budi kepadanya. Saya harap dia (Levi Ackerman) senang dengan pembuatan patung ini," timpal sang komikus.
Lokasi kampung halaman Hajime Isayama menjadi tempat terpenting dalam Attack on Titan. Komikus itu mengaku banyak terinspirasi oleh berbagai tempat di tempat tinggalnya seperti lokasi bendungan yang menjadi salah satu latar Attack on Titan.
Manga Attack on Titan dikabarkan berakhir pada April 2021 setelah 11 tahun terbit dan dibaca oleh para penggemar komik Jepang. Sang komikus menuturkan sejak 8 tahun yang lalu sudah berniat untuk mengakhiri manga diciptakannya.
Akhirnya pada 2021, janji itu bisa ditepati meski terlambat setahun lamanya.
"Manga Attack on Titan telah lama terbit, tapi saya harap kamu akan tetap bersama kami sampai akhir penerbitan," ungkap Hajime Isayama, dalam keterangannya seperti dilihat detikcom.
Ia menekankan manga Attack on Titan bukan tidak diperpanjang oleh departemen editorial penerbitnya, tapi dorongan 'kapan segera berakhir' itu terus memacu adrenalinnya.
"Maafkan saya, akhirnya harus selesai juga," tegas Hajime Isayama.
(tia/dar)