Menguak Perspektif Klithih Lewat Pameran The Museum of Lost Space

Menguak Perspektif Klithih Lewat Pameran The Museum of Lost Space

Pradito Rida Pertana - detikHot
Jumat, 12 Mar 2021 07:56 WIB
Pameran Seni The Museum of Lost Space
Pameran seni Klitith yang digagas perupa Yahya Dwi Kurniawan di Galeri Lorong Yogyakarta Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom
Yogyakarta -

Seorang seniman bernama Yahya Dwi Kurniawan (28) mengangkat tema kejahatan jalanan atau yang lebih kerap disebut klithih oleh warga Yogyakarta. Pameran seni ini bertujuan menguak sisi lain klithih dari berbagai sudut pandang masyarakat di Yogyakarta.

Pantauan detikcom, pameran yang berlokasi di Galeri Lorong, Jalan Nitiprayan, Pedukuhan Jeblok, Kalurahan Tirtonirmolo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul berisi tempelan gambar dari medsos dan media massa yang membahas klithih. Selain itu, tampak dua buah display berisi beragam senjata tajam.

Senjata itu yang lekat dengan pelaku klithih selama ini. Ada pula sebuah dinding yang berisi tulisan geng pelajar atau geng-geng yang ada di Yogyakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pameran Seni The Museum of Lost SpacePameran Seni The Museum of Lost Space Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom

Tak hanya itu, terdapat pula sebuah dinding yang berisi beragam coretan terkait klithih. Melongok lebih jauh, ada beberapa sketsa terkait klithih, dan beberapa kertas yang digantung di sebuah tali. Kertas itu berisi tentang kisah pelaku klithih.

Sedangkan di bagian dalam terdapat sebuah ruangan berisi televisi dan kursi. Di tempat itu pengunjung bisa menyaksikan film dokumenter pendek yang membahas soal klithih di Yogyakarta.

ADVERTISEMENT

"Isu yang diangkat dalam pameran ini tentang klithih," kata sang seniman Yahya Dwi Kurniawan (28) saat ditemui di Galeri Lorong, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Kamis (11/3/2021).

Warga Magelang, Jawa Tengah ini melanjutkan, bahwa isu tersebut dipilih karen berangkat ketika ada fenomena klithih yang selalu ramai di medsos. Terlebih di medsos itu warga menanggapi dengan kata-kata kekerasan, seperti pelaku harus dihajar hingga pelaku harus ditembak pistol.

Pameran Seni The Museum of Lost SpacePameran Seni The Museum of Lost Space Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom

"Tapi sebenarnya ketika aku melihat ketika seperti itu tidak menyelesaikan itu. Jadi harus melihat lebih jauh dan lebih keluar lagi," ujarnya

"Seperti apa itu klithih, penyebabnya apa, pelakunya siapa, gitu. Dan pameran ini lebih kaya mengedukasi semuanya, entah pelaku, korban ataupun orang-orang yang ada di sekitar kita," imbuh Yahya.

Menyoal sajam yang dipamerkan, Yahya mengaku ada yang berasal dari pemberian pelaku klithih hingga replika. Replika itu berasal dari risetnya selama bulan Agustus tahun lalu.

"Sejak 8 bulan yang lalu. Basic seniman, aku dari Magelang, dan dulu terjun di dunia seperti ini, tapi bukan klithih. Terus aku mencari riset dengan caraku sendiri, bukan dengan cara akademi, seperti main, nongkrong, ngobrol dengan yang bersangkutan," katanya.

Pameran Seni The Museum of Lost SpacePameran Seni The Museum of Lost Space Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom

"Lalu aku dapat cerita dari mereka dan aku kembangin dengan imajinasiku sendiri. Dan itu ada 2 senjata yang dari mereka juga, yakni bundet pari dan sebilah pedang," imbuh Yahya.

Lebih lanjut, Yahya menjelaskan bahwa dalam pameran ini ingin mengajak para pelaku klithih hingga masyarakat untuk ikut berinteraksi melalui pameran ini. Pasalnya melalui pameran ini memicu perspektif lain dari aksi klithih di Yogyakarta.

"Pameran ini untuk memberi ruang bagi para pelaku klitih. Salah satu alasan mereka melakukan klitih adalah karena minimnya ruang untuk berekspresi, dan ini kami beri wadah. Bukan kami mendukung klitih, bukan. Tetapi kekerasan bukan cara yang tepat untuk menyelesaikan permasalah ini (klitih)," ucapnya.

Perlu diketahui, untuk menikmati pameran itu pengunjung bisa langsung datang ke Galeri Lorong setiap pukul 11.00 WIB hingga 17.00 WIB. Pameran berlangsung selama satu bulan, dari 6 Maret 2021 hingga 6 April 2021.




(tia/tia)

Hide Ads