Mengawali 2020, sejumlah agenda pameran seni dijadwalkan untuk digelar awal tahun ini. Meski kasus Corona masih tinggi di Indonesia, para seniman tak berhenti berkarya untuk memamerkan karya ciptaannya.
Berikut 3 pameran seni yang digelar di awal tahun 2020, seperti dirangkum detikHOT:
1. Tisna Sanjaya: Proyek Seni Dian Lentera Budaya
Dibuka akhir 2020, pameran tunggal Tisna Sanjaya masih bisa disaksikan sepanjang bulan Januari. Lewat proyek seni Dian Lentera Budaya, Tisna Sanjaya mengambil lokasi di eks gedung bioskop bernama Dian di Jalan Balonggede, kota Bandung, Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 10 Pameran Seni Terhot 2020 |
Tisna Sanjaya menuturkan Dian Lentera Budaya adalah proses kreatif penciptaan karya seni dari wilayah estetika dan dilebarkan menjadi 'peristiwa kebudayaan'.
Ia merespons eks bioskop Dian menjadi ruang pamer yang megah. Ada deretan karya seni instalasi yang merespons pandemi COVID-19, lukisan hasil kreasi di dalam gedung, karya seni instalasi tumpukan sampah sampai hasil dokumentasi video selama proses penciptaan.
2. Semesta dan Angan: Pilihan Karya dari Koleksi Museum MACAN (23 Januari - 25 Juli 2021)
Museum MACAN merencanakan menggelar pameran pilihan karya dari koleksi museum. Pameran ini relevan dengan konteks pergolakan yang berlangsung akibat pandemi.
Ada karya seni instalasi penting Multiverse and Futures (2017) karya perupa Denmark-Islandia Olafur Eliasson, Potrait of Grace Jones (1986) karya Keith Hering, dan karya-karya dari Sigmar Polke, Barbara Kruger, Zai Kuning, Tisna Sanjaya, dan Bandu Darmawan.
Baca juga: 10 Peristiwa Culture Terhot 2020 |
3. Stories Across Rising Lands (23 Januari - 22 Mei 2021)
Masih berada di lokasi yang sama, Museum MACAN Jakarta menggelar pameran seni kolektif seni kontemporer dari Asia Tenggara. Eksibisi yang dikomisi oleh KONNECT ASEAN dan didukung ASEAN-Republic of Korea Cooperation Fund menampilkan karya perupa dari berbagai medium.
Dikurasi oleh Museum MACAN Asep Topan dan kurator Korea yang berbasis di Jakarta, Jeong Ok Jeon, ada 8 perupa dan satu kolaborasi artistik .
Mereka adalah Cian Dayrit (Filipina), Ho Rui An (Singapura), Kawita Vatanajyankur (Thailand), Saleh Husein (Indonesia), Lim Kok Yoong (Malaysia), Souliya Phoumivong (Laos), Maharani Mancanagara (Indonesia), Nge Lay (Myanmar) dan sebuah kolaborasi antara Tan Vatey, dan Sinta Wibowo (Kamboja/Belgia).
(tia/doc)