Mulai Januari 2021, penikmat seni Ibu Kota dan mancanegara kini bisa menyambangi Museum MACAN Jakarta. Pihak museum sudah menyiapkan berbagai program pameran luring dan daring dengan protokol kesehatan yang ketat di tengah pandemi COVID-19.
Jadwal pembukaan kembali museum diisi oleh pameran baru yang fokus pada seni kontemporer dari Asia Tenggara, pilihan karya dari koleksi museum sampai kegiatan pendidikan, dan diskusi seni.
Chairwoman Museum MACAN Foundation, Fenessa Adikoesoemo, mengatakan tahun 2020 mengalami masa-masa sulit bagi masyarakat seluruh dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tim kami telah bekerja sangat keras untuk membuka kembali museum dan merancang program yang relevan untuk dinikmati penonton kami baik secara fisik maupun virtual. Saya yakin program yang solid dan perhatian penuh terhadap keselamatan pengunjung ini akan memungkinkan untuk menikmati seni secara aman namun tetap menyenangkan," ucapnya dalam siaran pers yang diterima detikcom.
Director Museum MACAN Jakarta, Aaron Seeto, menambahkan selama setahun terakhir para penikmat seni merindukan untuk berkunjung ke museum.
"Sepanjang tahun 2021, kamu akan melihat kombinasi antara program daring dan fisik yang dibatasi di museum. Ini adalah waktu bagi kita untuk bereksperimen dengan bagaimana kita terhubung dengan publik dan memastikan kesehatan dan keselamatan diprioritaskan," tambahnya.
Berikut 5 pameran seni di Museum MACAN yang dibuka di awal tahun sampai Mei 2021, di antaranya:
1. Stories Across Rising Lands (23 Januari - 22 Mei 2021).
Pameran kelompok yang mengangkat seni kontemporer dari Asia Tenggara yang dikomisi oleh KONNECT ASEAN dan didukung ASEAN-Republic of Korea Cooperation Fund menampilkan karya perupa dari berbagai medium.
Dikurasi oleh Museum MACAN Asep Topan dan kurator Korea yang berbasis di Jakarta, Jeong Ok Jeon, ada 8 perupa dan satu kolaborasi artistik yakni Cian Dayrit (Filipina), Ho Rui An (Singapura), Kawita Vatanajyankur (Thailand), Saleh Husein (Indonesia), Lim Kok Yoong (Malaysia), Souliya Phoumivong (Laos), Maharani Mancanagara (Indonesia), Nge Lay (Myanmar) dan sebuah kolaborasi antara Tan Vatey, dan Sinta Wibowo (Kamboja/Belgia).
(Baca halaman berikutnya)
Simak Video "Video: Perupa Thailand Korakrit Arunanondchai dan Karyanya di Museum MACAN"
[Gambas:Video 20detik]