Merapi Siaga, Seniman Magelang Gelar Larung Sengkala di Sungai Progo

Merapi Siaga, Seniman Magelang Gelar Larung Sengkala di Sungai Progo

Eko Susanto - detikHot
Rabu, 25 Nov 2020 21:25 WIB
Prosesi ritual Donga Kali (Larung Sengkala) di Sungai Progo yang dilakukan seniman Kota Magelang dan Komunitas Lima Gunung.
Komunitas Lima Gunung Gelar Larung Sengkala di Sungai Progo Foto: Eko Susanto/ detikcom
Magelang -

Seniman di kota Magelang dan Komunitas Lima Gunung melakukan Donga Kali (Larung Sengkala) di Sungai Progo. Larung ini dilakukan untuk meminta kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pagebluk COVID-19 segera sirna dan Gunung Merapi tidak menimbulkan bencana.

Larung Sengkala ini digelar oleh para seniman dari Magelang antara lain dari Pendhapa Sasana Pamardi Budaya, Sanggar Srikandi, Sanggar Arum Sari, dan seniman dari Komunitas Lima Gunung.

Untuk urut-urutan acara diawali dengan jejeran tokoh wayang Semar dengan Betari Durga yang berlangsung di Pendhapa Sasana Pamardi Budaya di Meteseh Kota Magelang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian iring-iringan berjalan sekitar 200 meter menuju Sungai Progo. Tapi sebelum sampai sungai, para seniman ini sempat performans di bawah pepohonan sengon yang rindang.

Barang yang dilarung menuju Sungai Progo tersebut berupa dua tokoh wayang berupa gambar setan. Selain itu, kendil kecil yang berisi potongan rambut dari lima puteri yang memasuki masa remaja.

ADVERTISEMENT

Dengan larung ini merupakan doa bersama agar COVID-19 segera sirna dan doa khusus untuk Gunung Merapi yang sekarang berstatus siaga jika meletus tidak menimbulkan korban.

Prosesi ritual Donga Kali (Larung Sengkala) di Sungai Progo yang dilakukan seniman Kota Magelang dan Komunitas Lima Gunung.Prosesi ritual Donga Kali (Larung Sengkala) di Sungai Progo yang dilakukan seniman Kota Magelang dan Komunitas Lima Gunung. Foto: Eko Susanto/ detikcom

"Ini merupakan salah satu agenda ritual, Dongo Kali (Larung Sengkala) di Sungai Progo membuat ritual larung. Ritual larung sengkala dari berbagai jenis yaitu potongan rambut dari lima puteri. Ini salah satu merupakan doa kita bersama semoga prahara COVID-19 pada tahun ini segera sirna karena sudah dilarung di Sungai Progo," kata Supadi Haryanto, Ketua Komunitas Lima Gunung saat ditemui di sela-sela Larung Sengkala di Sungai Progo, Rabu (25/11/2020).

"Semoga kebersamaan kita ini sebagai doa, puja kepada Yang Maha Kuasa semoga semua diberikan kesehatan, keselamatan dan juga doa ini khususnya untuk Gunung Merapi yang aktivitasnya siaga semoga letusan Gunung Merapi tidak membawa korban bencana bagi masyarakat khususnya di Kabupaten Magelang dan sekitarnya," sambungnya.

(Bagaimana kelanjutan cerita performans Komunitas Lima Gunung, baca halaman kedua)

Dalam Donga kali ini, kata Supadi, melakukan doa bersama agar selalu dihindarkan dari bencana apa pun di dunia ini. Kemudian, diberikan kesehatan dan keselamatan dari Tuhan Yang Maha Esa.

"Kita doa bersama semoga selalu dihindarkan dari bencana, musibah apapun di dunia ini. Selalu mendapatkan kesehatan, keselamatan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT," tuturnya.

Sementara itu, Sus Anggoro dari Pendhapa Sasana Pamardi Budaya menambahkan, rituasl budaya yang dilakukan para seniman ini merupakan keprihatinan terhadap kondisi saat ini.

Prosesi ritual Donga Kali (Larung Sengkala) di Sungai Progo yang dilakukan seniman Kota Magelang dan Komunitas Lima Gunung.Prosesi ritual Donga Kali (Larung Sengkala) di Sungai Progo yang dilakukan seniman Kota Magelang dan Komunitas Lima Gunung. Foto: Eko Susanto/ detikcom

"Kondisi saat ini, COVID-19 baru mewabah di semua tempat, Gunung Merapi juga anget mau meletus. Keadaan Jakarta begitu ya disintegrasi bangsa, kebhinnekaan kita sebagai bangsa kita seolah-olah tercabik-cabik kelompok-kelompok tertentu yang ingin menunjukkan eksistensi dirinya dengan memandang rendah yang lain, benere dewe. Nah kita mencoba mengadakan ritual budaya, kalau dalam pewayangan Betari Durga kan punya prajurit jin, setan, ya seperti itu," kata Sus.

Larung sengkala, kata dia, dilakukan di Sungai Progo dari hulunya langsung ke laut selatan.

"Kita ritual budaya semua, kita kemas dalam bentuk ritual budaya, tadi semar sudah menundukkan prajurit dari Betari Durga terus kita larung di Sungai Progo. Karena Progo ini memang dari hulu langsung ke laut selatan. Harapannya, ini sudah lerem semuanya, keadaan Indonesia bisa tenang, tentram, masyarakat bisa dengan senang, dengan bahagia bisa menikmati keadaan sekarang," ujarnya.

Untuk wayang yang dilarung, katanya, dua-duanya merupakan gambar wayang setan.

"Wayang setan, dua-duanya gambar setan. Betari Durga itu memang dewanya setan-setan," tuturnya.

Pihaknya berharap setelah larung yang dilakukan ini pagebluk segera berakir. Kemudian, Gunung Merapi tidak anget lagi.

"Harapan pagebluk segera berakhir, Indonesia tentram, Jakarta tentram, Merapi yo rasido anget," pungkasnya.



Simak Video " Video: Melihat Patung Biawak di Wonosobo yang Viral gegara Mirip Asli"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads