Teater Koma Eksis Lewat Lakon Pandemi yang Tayang Daring

Teater Koma Eksis Lewat Lakon Pandemi yang Tayang Daring

Tia Agnes - detikHot
Kamis, 12 Nov 2020 12:38 WIB
Teater Koma Tetap Gelar Pertunjukan di Saat Pandemi
Teater Koma pentaskan naskah terbaru berjudul Pandemi Foto: YouTube Teater Koma/ Istimewa
Jakarta -

Teater Koma membuktikan diri tidak ada koma dalam setiap perjalanannya. Kelompok teater tertua di Indonesia yang berdiri sejak 1 Maret 1977 kembali eksis di tengah situasi yang tak menentu karena pandemi Corona.

Pandemi tidak memutuskan harapan bagi Teater Koma untuk terus berkarya. Di program #TeaterKomaPentasDiSanggar, Teater Koma membuat gedung pertunjukannya.

Mereka mengubah studio yang berada di bagian belakang kediaman Nano dan Ratna Riantiarno menjadi area pementasan. Studio ditata sesuai dengan artistik lakon yang dimainkan, lengkap dengan kamera dan lampu layaknya pentas digelar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lakon berjudul Pandemi merupakan naskah terbaru yang ditulis oleh Nano Riantiarno dan sutradara Budi Ros. Tayang virtual serentak pada 11 November, sudah ada 556 orang yang menonton karya terbaru Teater Koma.

Sebelum pentas dimulai, produser Teater Koma, Ratna Riantiarno, mengatakan lakon Pandemi dalam #TeaterKomaPentasDiSanggar merupakan program Digitalisasi Koma saat pandemi.

ADVERTISEMENT

"Ini adalah naskah baru, dibuat dengan durasi yang lebih pendek dari biasanya. Pandemi disutradarai oleh Budi Ros, sepasang suami istri berusia lanjut harus bersiap menghadapi perubahan terbesar dalam hidup mereka. Apakah sesudahnya mereka masih punya harap terhadap masa depan yang lebih baik?" ungkap Ratna Riantiarno.

Teater Koma Tetap Gelar Pertunjukan di Saat PandemiTeater Koma Tetap Gelar Pertunjukan di Saat Pandemi Foto: YouTube Teater Koma/ Istimewa



Pertunjukan dibuka oleh sepasang suami istri yang sedang duduk di ruang tengah keluarganya. Mereka yang sudah berusia senja menjalani rutinitas seperti biasanya, bahkan saat pandemi.

Rizaldi Sukarmin (Priyo S Winardi) duduk di sofa putih rumahnya. Ia tampak resah dengan pandemi yang mewabah di Indonesia.

"Hanya duduk, menghadap ke depan, mengingat-ingat apa yang sudah pernah kita lakukan. Kalau ada, kita bicara, kalau tidak kita diam saja. Sunyi," ungkapnya sembari menghela napas.

"Selalu seperti itu, setiap hari sudah hampir 6 bulan," timpal istrinya Sahlinaz Sukarmin yang diperankan Sari Madjid yang sedang melihat-lihat ikan cupang di akuarium.

(Lanjut ke halaman ke-2)


"Apa yang sudah kita lakukan?" tanya suaminya kembali.

"Banyak. Saya, kamu. Orang bisa saja lupa pada kita, untung kamu banyak menulis buku. Tidak ada uangnya, tapi kita bahagia. Bisa saja orang lupa sama kamu. Siapakah dia itu? Pernah bikin apa, apa berguna bagi bangsa negara," lanjut istrinya.

Percakapan sepasang suami istri saat pandemi mengisi pertunjukan berdurasi selama 36 menit 27 detik. Di tengah obrolan, datang dua tamu yang ditunggu-tunggu.

Putri mereka, Surtikanti (Tuti Hartati), datang bersama kekasihnya Pasha Klimansyah untuk membicarakan masa depannya.

Teater Koma Tetap Gelar Pertunjukan di Saat PandemiTeater Koma Tetap Gelar Pertunjukan di Saat Pandemi Foto: YouTube Teater Koma/ Istimewa

Uniknya para pemain mengenakan face shield di atas panggung. Dua pemain lainnya yang muncul di tengah adegan juga memakai masker dan face shield, sebelum memasuki rumah mereka membasuh tangan dengan hand sanitizer.

Ratna Riantiarno menuturkan pentas terbaru ini direkam saat masa pandemi. "Kami tetap menjalankan protokol kesehatan, di mana para pemain pakai face shiled dan masker. Semua pentas pendek ditayangkan di berbagai jalur Teater Koma," tukasnya.

Teater Koma menjadi salah satu kelompok teater tertua di Tanah Air yang masih eksis berkarya sampai sekarang. Lakon-lakon yang ditampilkan kerap mengkritik kondisi sosial, budaya, politik, dan sehari-hari yang terjadi di Indonesia.

[Gambas:Youtube]





Simak Video "Momentum Tepat Teater Koma di Tengah Seruan All Eyes on Papua"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads