Kepergian Ki Seno Nugroho asal Yogyakarta membawa duka yang dalam di dunia seni wayang. Sang dalang kondang meninggal di usia 48 tahun pada Selasa (3/11) pukul 20.00 WIB.
Pria kelahiran 23 Agustus 1972 lahir dari keluarga seniman yang juga aktif di seni wayangnya. Ayahnya mendiang Ki Suparman Cermowiyoto, adalah dalang kenamaan gaya Yogyakarta yang sangat termasyur di masanya.
Pada usia 15 tahun, Ki Seno Nugroho terjun ke dunia pewayangan saat masih belajar di Sekolah Menengah Kesenian Yogyakarta. Duni pedalangan membuat Ki Seno tertarik mempelajarinya karena sosok ayahnya dan Ki Manteb Soedharsono.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Yogyakarta, Ki Seno punya kelompok karawitan bernama Wargo Laras dengan jumlah anggota sekitar 50 orang. Sosoknya dikenal aktif mempopulerkan seni wayang sampai aktif menggunakan teknologi media.
Sayangnya saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia, Ki Seno Nugroho dan kelompok karawitannya turut terkena dampaknya. Sejumlah jadwal pagelaran wayang dibatalkan.
Padahal dalang kondang itu kerap menerima undangan pagelaran di berbagai kota. Saat diwawancara detikcom pada Mei 2020, Ki Seno Nugroho mengaku sedang menganggur dan tidak ada pertunjukan sama sekali.
![]() |
"Semua jadwal pagelaran wayang cancel," ucap Ki Seno Nugroho.
Saat new normal atau kenormalan baru mulai berlaku di Indonesia, muncul secercah harapan untuk kembali menaikkan kelir dan menghidupkan lampu blencong.
"Kami belum tahu (formatnya seperti apa). Tapi saya punya pikiran bahwa semua kesenian tradisi itu bisa dipentaskan asal ada aturan-aturan tertentu dari pemerintah," bebernya.
![]() |
Pagelaran pun mulai dipentaskan melalui live streaming. Ia membuat format wayang climen atau wayang ringkes yang hanya dilakoni oleh 10 orang termasuk wiyogo dan sinden di dalamnya.
"Wayang climen yang pertama itu sudah empat episode dan dulu kami membuka donasi yang nanti disalurkan ke pekerja seni pertunjukan yang terdampak Corona. Total Rp 270 juta sudah kami salurkan," ungkapnya.
Kini jenazah Ki Seno Nugroho disemayamkan di Dusun Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul. Semasa hidupnya, Ki Seno pernah mengungkapkan keinginan saat jenazah diberangkatkan ada iringan gamelan.
Salah seorang sindhen yang sudah lama ikut dengan Ki Seno, Tatin Lestari Handayani, mengatakan gendhing yang dimaksud Ki Seno adalah gendhing komposisi karya Joko Winarko atau Joko Porong.
Jenazah Ki Seno Nugroho, rencananya dimakamkan hari ini di makam Semaki Gede, Yogyakarta, satu kompleks dengan ayahnya. Ki Seno Nugroho meninggalkan satu istri dan tiga orang anak. Istrinya, Agnes Widiasmoro, adalah dosen di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
(tia/nu2)