Ki Seno Meninggal, Dunia Maya Teringat Didi Kempot

Kabar duka kembali menyelimuti dunia seni. Dalang wayang kulit asal Yogyakarta, Ki Seno Nugroho, meninggal dunia pada Selasa (3/11/2020) malam. Kabar wafatnya dalang muda itu dikonfirmasi oleh Oriza yang merupakan salah satu pesinden Warga Laras, grup kesenian yang mengiringi pementasan Ki Seno.

"Leres (benar), Ki Seno meninggal dunia," kata Oriza saat dihubungi wartawan, Selasa (3/11/2020) malam.

Meninggalnya Ki Seno Nugroho mengingatkan warganet terhadap sosok mendiang Didi Kempot. Menurut sejumlah komentar yang ditemui di dunia maya, keduanya sama-sama berpulang ke pangkuan Ilahi saat sedang ada di puncak karier.

Di Twitter, Didi Kempot menjadi trending di Indonesia. Pengguna media sosial itu menyatakan berkabung atas kepergian Ki Seno sekaligus menyebutkan tahun ini adalah tahun yang berat sebab ada dua seniman tradisional yang namanya besar meninggal.

"Semua sudah jadi kehendak gusti. Berpulanglah Ki Seno Nugroho dan Didi Kempot, dua sosok seniman yang bsa mengangkat budaya Jawa ke tengah-tengah generasi millenial," tulis pemilik akun @thenmustbroto.

Dalang Wayang Ki Seno Nugroho Foto: Dok.Ki Seno Nugroho

Pemilik akun @luhtfirezafadli juga menuliskan, "Wingi Didi Kempot sak iki Ki Seno Nugroho (kemarin Didi Kempot, sekarang Ki Seno Nugroho."

"Belum juga lupa rasa kehilangan sosok Didi Kempot sudah ditambah lagi kehilangan Ki Seno," kata @dyahpengging.

Rasa kehilangan serupa juga diungkapkan oleh pemilik akun @wdyaprs_. Menurutnya, kepergian keduanya terbilang begitu mengagetkan.

"Didi Kempot sama Ki Seno Nugroho itu sama-sama ninggalin kita di waktu lagi hits-hits-nya, di waktu lagi banyak banget yang sayang," ungkap dia.

Ki Seno Nugroho menghembuskan napas terakhir di usia 48 tahun. Semasa hidupnya, ia dikenal sebagai dalang pergelaran wayang kulit yang memadukan gagrak Surakarta dan gagrak Yogyakarta.

Sebelum dikebumikan, Ki Seno Nugroho disemayamkan lebih dulu di Dusun Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul.

Didi Kempot tutup usia pada 55 Mei 2020 di Surakarta, Solo, Jawa Tengah. Semasa hidupnya, mendiang dikenal sebagai penyanyi campursari yang memiliki lagu dengan lirik berbahasa Jawa yang berisikan kisah putus cinta, di antaranya Cidro, Pamer Bojo, Banyu Langit dan lain-lain.