Pandemi COVID-19 membuat masyarakat terutama anak-anak tak bisa banyak beraktivitas di luar rumah. Berawal dari situ, pengusaha batik asal Solo berinovasi membuat paket edukasi agar anak-anak bisa belajar membatik dari rumah.
Ardianto Soewono, pemilik Batik Semar, mengatakan tak mungkin mengumpulkan anak-anak untuk belajar membatik dalam masa pandemi. Dia meluncurkan boks edukasi berisi peralatan membatik yang aman untuk anak-anak.
"Masa pandemi ini kan anak-anak kebanyakan di rumah. Orang tua banyak yang bingung bagaimana mengisi kegiatannya. Dengan boks ini, anak-anak tetap bisa berkreasi di rumah," kata Ardianto saat dijumpai di Batik Semar, Banjarsari, Solo, Jumat (30/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia membuat dua jenis paket, yakni untuk pemula dan tingkat lanjut. Tingkat pemula diperkirakan untuk anak-anak usia 3-10 tahun, sedangkan tingkat lanjut ialah di atas 10 tahun.
Dalam paket tingkat lanjut, terdapat peralatan yang sudah mirip dengan yang digunakan para pembatik. Ada canting, malam, wajan beserta lilin untuk melumerkan malam, abu soda, pewarna tekstil dan kain.
"Kalau untuk pemula, malamnya kita ganti dengan lem khusus. Namun fungsinya sama seperti malam, yaitu menutup bagian yang tidak diberi warna," ujar dia.
![]() |
Untuk pemula, dia menyiapkan desain yang lucu dan lepas dari motif batik. Sementara untuk tingkat selanjutnya, dia menyiapkan beberapa motif batik.
"Kita padukan dengan shopping bag. Desain batik karya anak-anak dipasang di tas kain yang kita siapkan. Jadi mereka juga bangga dengan karya mereka," ujar dia.
Baca juga: Ruh Pancasila di Hari Batik Nasional |
Produk tersebut mulai mereka jual melalui sejumlah marketplace. Paket pemula dijual Rp 175 ribu, sedangkan paket lanjut dijual Rp 230 ribu.
"Kita juga siapkan video yang bisa diakses, bagaimana tutorial membatik dengan peralatan ini," katanya.
Selain untuk mengedukasi anak-anak di waktu senggang, diharapkan agar generasi muda bisa tumbuh dengan kecintaan terhadap budaya Indonesia.
"Sekarang kan pembatik itu rata-rata sudah kawakan. Generasi muda kurang tertarik membatik. Harapannya nanti banyak seniman batik yang tumbuh sejak muda," katanya.
(bai/tia)