Hal tersebut diungkap CEO Sembilan Matahari, Adi Panuntun, saat jumpa pers di Wave of Tomorrow 2019.
"Sebagai bocoran, Sembilan Matahari selalu eksplorasi kebaruan. Kami senang berekspresi dengan teknologi, kita dominan mengeksplorasi projection video mapping di wilayah teknologi. Yang kembali baru, adalah instalasi kinetik yang dibangun oleh otomasi kinetik dan robotik," ungkap Adi di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karya di tahun ini, lanjut Adi, membawakan otomasi mekatronik yang tampil dengan syahdu. Pengunjung yang masuk ke dalam instalasi Sembilan Matahari, dapat merasakan elemen audio yang lebih menonjol.
"Ini namanya 'Rhyme' atau 'Irama', sama kayak rima di sajak, puisi, atau lirik lagu. Kita membangun artificial environment yang mengadopsi lingkungan sekitar," lanjutnya.
"Pengunjung bisa masuk ke area instalasi yang karyanya akan berirama pada pengunjung. Kami akan mengajak musisi eksperimental juga, Bottlesmoker dan komunitas Indomodular Jakarta," tambah Adi.
Selama ini, lanjut Adi, dalam setiap karyanya elemen visual yang lebih ditonjolkan kini ia fokus pada segi audio. "Kami ingin mengekspresikan tentang audio visual, dan sound designer kami akan membawakan karya visual yang lebih immersive dan ekspresif," tukasnya.
Ajang Wave of Tomorrow 2019 berlangsung pada 20-29 Desember 2019 di The Tribrata, kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan.
(tia/nu2)