Tentang Jian, Juhro, dan Penguasa Korup di 'J.J Sampah-Sampah Kota'

Review

Tentang Jian, Juhro, dan Penguasa Korup di 'J.J Sampah-Sampah Kota'

Tia Agnes - detikHot
Jumat, 08 Nov 2019 19:10 WIB
2.

Penyutradaraan Kedua Rangga Riantiarno

Tentang Jian, Juhro, dan Penguasa Korup di J.J Sampah-Sampah Kota
Foto: Istimewa/Teater Koma

Ketika Rangga Riantiarno menyutradarai 'Antigoneo' pada 2011, banyak penonton dan media yang mengkritik habis-habisan. Dibilang bukan khas Teater Koma, minim pemain, dan segala hal lainnya. Kini Rangga kembali dipercaya oleh Nano Riantiarno yang merupakan pendiri, penulis naskah sekaligus sutradara Teater Koma untuk menyutradarai 'J.J Sampah-sampah Kota'.

Regenerasi kursi sutradara tampaknya tepat dipegang Rangga. Putra pertama Nano dan Ratna Riantiarno itu memang terbiasa dengan tradisi teater dan menjadi aktor pertunjukan.

Akting Rangga tak diragukan lagi dalam setiap lakon. Ia hampir tak pernah absen bermain teater. Bagi penonton 'J.J Sampah-Sampah Kota' yang sudah menonton, Rangga sukses menyutradarai lakon yang berusia 40 tahun tanpa satu lecet pun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekali lagi, Rangga membuktikan Teater Koma berhasil regenerasi para pemain, kru, termasuk bangku penyutradaraan. Ketika menonton, detikcom tidak melihat adanya perbedaan pertunjukan yang disutradarai oleh Nano maupun Rangga.


Dua kemampuan dan kekuataan ayah dan anak seakan menyatu dan melebur menjadi Teater Koma. Hanya Teater Koma secara kelompok, tidak muncul gumaman, misalnya, pentas yang disutradarai 'Nano yang kelihatan lebih hebat' atau 'Oh anaknya yang jadi sutradara, pantas masih kurang'.

Dari bangku penonton, Teater Koma menjadi satu kesatuan. Di usia yang menginjak 43 tahun, mari doakan Teater Koma yang akan terus pentas tanpa titik di tahun-tahun berikutnya, meski lokasi Gedung Kesenian Jakarta dan TIM sedang direnovasi sampai 2 tahun berikutnya.

Selamat Teater Koma, Selamat Rangga Riantiarno! Seperti kata produser, Ratna Riantiarno, "Kadang perubahan membuat kita ragu. Kadang membuat kita cemas. Kadang membuat kita takut. Tapi, banyak yang lupa bahwa sebagian besar perubahan yang dilakukan oleh manusia dibuat dengan berlandaskan satu hal. Harapan."

Teater Koma menggelar produksi ke-159 yang dibuka malam ini sampai 17 November 2019 di Gedung Graha Bhakti Budaya, kompleks TIM, Jakarta Pusat.

(tia/dar)
Hide Ads