Direktur Eksekutif PSBK, Jeannie Park mengatakan sirkuit PSBK merupakan aplikasi digital berbasis Augmented Reality (AR) yang dikembangkan oleh PSBK dan perusahaan teknologi bernama MonsterAR. Augmented Reality sendiri, kata Jeannie merupakan teknologi yang memungkinkan pengunjung mendapatkan informasi melalui platform digital, video, foto dan tautan untuk ditampilkan melalui lensa gawai.
"Dengan AR teknologi ini kita harap memudahkan interaksi antara pengunjung dengan karya-karya yang lain. Dan saya menilai AR jadi sangat cocok untuk mendukung pengenalan karya seniman kepada masyarakat," ucapnya saat jumpa pers di Gedung Drug-Gedrug, Kompleks PSBK, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Kamis (3/10/2019) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melihat potensi dari AR sebagai teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang akses komunikasi interaktif, maka membantu pengunjung untuk mengeksplorasi lingkungan PSBK secara mandiri," ucapnya.
"Dan dengan adanya media AR ini kami harap pengunjung PSBK dapat lebih mudah memahami PSBK melalui tur mandiri, kemudian ikut berperan serta memberikan impresi dan berpartisipasi menjadi filantropi," imbuh Jeannie.
Sementara itu, Direktur MonsterAR, Rizal Pamungkas, menyebut aplikasi berbasis AR sudah marak dipergunakan di Jakarta dan Bandung. Menurutnya, ada AR marker di kompleks PSBK yang siap memberi pengalaman baru saat kunjungan ke museum.
"Jadi dengan aplikasi ini (sirkuit PSBK) sebagai gerakan digitalisasi museum dan untuk menarik orang-orang datang ke Museum," ucapnya.
"Karena setelah melakukan scan AR menggunakan sirkuit PSBK, akan muncul audio, video dan tautan yang sangat interaktif. Hal itu yang membuat pengunjung merasakan sensasi berbeda saat mengunjungi PSBK," imbuh Rizal.
(dal/dal)