Ada seniman dari Amerika, Inggris, Australia, China Irlandia Utara, Norwegia, Meksiko, dan dari Indonesia.
"Program residensi memakan waktu 1,5 bulan lamanya karena residensi di bawah naungan akademi di sini, seniman-seniman diberikan pendidikan materi dasar yaitu drawing dan sculpture," katanya ketika dihubungi detikHOT, Selasa (30/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Menertawakan Dunia Hiburan ala Naufal Abshar |
Di program residensi, Naufal juga mendalami seri lukisan 'Struggle & Survival'. Menurutnya, setiap orang memiliki naluri alami untuk bertahan hidup.
![]() |
Sejak zaman Batu, manusia bertahan melalui banyak kondisi. Kelangsungan hidup berarti perjuangan, kita harus melakukan sesuatu di laur zona nyaman untuk mencapai tujuan tertentu.
Di hidup modern, 'survival' tak hanya soal mencari makan, berburu, maupun membela diri namun juga kehidupan sosial. Kota-kota metropolitan seperti New York, London, Hong Kong menampung sebagian besar populasi dunia.
"Kota-kota ini menawarkan peluang yang lebih baik untuk mencapai impian kita, tapi di sisi lain ada banyak kendala yang dialami semua orang di kota ini. Konteks 'Perjuangan' dan 'Kelangsungan Hidup' di sini sangat beragam. Ada banyak orang yang berjuang dalam berbagai hal," tuturnya.
Naufal yang dikenal sebagai pelukis dengan seri 'HAHA' karyanya telah melanglang buana. Kata 'HAHA' adalah salah satu penjelajahan Naufal untuk mengejek seseorang, tertawa, bahkan menyindir sesuatu hal yang remeh temeh.
Dalam pendalaman seri 'Struggle & Survival' juga ada ciri khas simbol 'HAHA' dalam lukisan-lukisan Naufal. Di akhir program residensi, Naufal akan memajang dua karyanya pada 30 Juli sampai 3 Agustus 2019 di 111 Franklin St, New York City.
(tia/doc)