Berjudul 'I AM ME', Naufal menggali makna identitas yang lebih mendalam.
"Aku adalah aku. Siapa saya? Sebagai pribadi, apa yang saya lakukan di dunia ini? Hal-hal apa yang bisa mewakili saya? Pertanyaan wajar dengan jawaban yang tidak bisa dijelaskan adalah interogasi paling umum untuk menentukan dan membentuk manusia," ujar Naufal dalam keterangan pers yang diterima, Senin (25/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Naufal menuturkan mimpi, ambisi, cinta, perasaan, maupun lingkungan sekitar bisa menciptakan identitas bagi manusia termasuk sang seniman. Pameran yang dibuka 19 Maret lalu merupakan eksibisi tertunda lantaran Art Stage Singapura batal digelar Januari lalu.
Lukisan-lukisan yang dipajang juga kelanjutan dari pameran solo 'HAHA' pada 2018 silam. Naufal memang mempertanyakan peran tawa dan humor sebagai pembangun atas kritik sosial.
![]() |
Ia kerap menggunakan obyek material sebagai kepala tertawa dengan tulisan-tulisan serta teks nyeleneh di atas kanvas. Frasa tersebut untuk mewakili hal-hal kecil dalam hidup kita dan menjadi gambaran besar karyanya.
Karya-karya dari pria kelahiran 1993 silam masih bisa dilihat di Art Porters Gallery Singapura pada 19 Maret hingga 21 April 2019.
Baca juga: Menertawakan Dunia Hiburan ala Naufal Abshar |