"Kita harus melihat pertunjukan ini seperti potongan puzzle, penonton agar bisa menyusunnya seperti puzzle," ujar Iswadi ketika diwawancarai detikHOT di Gedung F, Kemendikbud, Jakarta.
Misalnya saja, sutradara Teater Satu Lampung itu menjelaskan ketika monolog yang dimainkan Tengku Tahura yang dilakoni adalah masa lalunya Tahura. "Dalam point of view-nya ada sudut pandang Tengku Kamaliah, jadi berbingkai," kata Iswadi lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebenarnya sumber cerita yang ada di dalam Tengku Tahura berasal dari karakter ibunya Tengku Kamaliah atau istri Amir Hamzah. Serta Burhan yang ditemuinya ketika berada di makam.
![]() |
"Lalu ada point of view lainnya khusus untuk percintaan Iliek Sundari dan Amir Hamzah. Amir juga langsung berbicara kepada penonton. Ini sebenarnya menggabungkan teknik flashback dengan monolog interior," terang Iswadi.
Pria yang sudah menyutradarai panggung teater sejak 1994 silam itu juga mengakui alur cerita dalam 'Nyanyi Sunyi Revolusi' bersifat tak linier.
"Jadi memang nggak linier. Teknik yang umum linier yang ada narator di awal. Kalau ini kami (Titimangsa Foundation) keluar dari kebiasaan tapi mau memberikan kejutan dari segi plot dan penonton diharapkan bisa menonton sambil menyusun puzzle," tukasnya.
Simak Juga 'Lakon ''Nyanyi Sunyi Revolusi'': Mencintai Negeri Lewat Sosok Amir Hamzah':