Teater Koma makin membuktikan kiprahnya di dunia panggung seni panggung Tanah Air. Berdiri sejak 1977 silam, salah satu kelompok teater tertua di Indonesia menghadirkan pertunjukan 'Mahabarata: Asmara Raja Dewa' dengan sarat multimedia.
Tak tanggung-tanggung bukan lagi 50 persen seperti di lakon 'Gemintang' yang futuristik, kali ini Teater Koma totalitas dengan multimedia sebesar 90-100 persen. Bahkan unsur digital itu masuk ke dalam adegan para pemain.
Sutradara Nano Riantiarno menuturkan selama dua kali pertunjukan Teater Koma, pihaknya dibantu oleh seniman multimedia asal Bandung bernama Bulkini. Khusus untuk lakon 'Mahabarata' selama proses 4 bulan lamanya, Teater Koma dan Bulkini membuat unsur animasi dan multimedia tersebut.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Evolusi yang dilakukan oleh Teater Koma bukanlah tanpa sebab. "Yang sekarang ini kan kita harus cepat-cepat tangkap zaman. Mudah-mudahan bisa diterima penonton setia kami, khususnya bagi milenial, generasi penonton baru kami," kata Nano.
Unsur animasinya pun sebagian besar dimasukkan dalam adegan yanb durasi pementasan kali ini selama 4,5 jam lamanya. Berbeda ketimbang produksi 'Gemintang' sebelumnya.
"Dari awal adegan sudah ada, ini udah masuk 100 persen. Adegan ketika berkelahi juga pakai digital. Waduh, saya berharapnya semua suka," pungkasnya.
'Mahabarata: Asmara Raja Dewa' yang merupakan produksi ke-154 Teater Koma bakal dipentaskan di Graha Bhakti Budaya pada 16-25 November 2018.