Menurut kurator seni Hafiz Rancajale, karya-karya yang dipamerkan di ICAD bersifat site spesific.
"Kami tidak mengubah ruang. Lobi tetap sebagai lobi, lorong tetap menjadi lorong, dan kamar menjadi kamar. Karena di situlah tantangan buat kami dan para senimannya," tutur Hafiz saat jumpa pers di grandKemang Hotel Jakarta, Kamis (18/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun menambahkan, "Saya selalu menjelaskan kondisi ruang, gimana pengunjung yang datang tidak seperti ruang pameran. Itu juga yang selalu kamu coba tantang."
Karya-karya ke-50 seniman ada yang dua dimensi, tiga dimensi, instalasi, patung, sampai karya kinetik yang memiliki sensor. "Ada karya yang memang fungsinya bisa duduki. Rancangan itulah yang membuat pengunjung untuk berinteraksi," kata Hafiz.
"ICAD juga terhubung dengan banyak bidang. Musik, dunia kepenulisan, film dan memang sangat luas. ketika diletakkan menjadi ruang yang cair, itu yang kami tawarkan pada partisipan," lanjutnya lagi.
ICAD kali ini mengusung tema 'Kisah' yang menyajikan cerita lebih personal berupa buah pikiran seniman atau rekam jejak perjalanannya. Berlangsung selama 6 minggu penuh, ICAD 2018 dibuka untuk umum mulai hari ini sampai 30 November mendatang di grandKemang Hotel Jakarta.