Karya-karya Farhan Siki di pameran 'M A L' menggunakan medium di atas kertas dan merefleksikan luka dalam tafsir Farhan terhadap kota dan masyarakat urban.
"M A L adalah cara pandang yang bergeser dalam melihat fenomena masyarakat urban. Bagaimana melihat sesuatu yang luka yaitu cacat, afkir, dan sisa-sisa dari kesempurnaan masyarakat kota, masyarakat post-industri," tutur Farhan dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, Kamis (24/5/2018)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Farhan yang merupakan seorang street artist dikenal dengan mural dan grafiti yang khas. Namun, di pameran tunggalnya ia mencoba melakukan eksperimen lebih mendalam di atas kertas yang kerap disebut lebih anomali.
"Teknik dan pendekatan saya dalam karya medium kertas ini adalah teknik yang agak anomali. Artinya seni di atas kertas umumnya berupa aquarelle, drawing, atau print making. Tapi saya menggunakan cat semprot, enamel, dan campuran tinner yang biasa digunakan pada benda besi atau papan kayu," jelasnya lagi.
Baca juga: Halte Busway Blok M Dipercantik dengan Mural |
![]() |
Pameran akan dibuka oleh orasi Budaya dari antropolog sekaligus Ketua Departemen Antropologi Universitas Indonesia Tony Rudyansjah. Seniman street art dari Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bogor juga akan meramaikan pameran.
Termasuk salah satu pendiri Gardu House Bujangan Urban yang akan berbagi ilmunya tentang street art dan komunitasnya pada generasi muda. Pameran akan dibuka pada Minggu (27/5) pukul 16.00 galerikertas Studio Hanafi.
(tia/tia)