Lulusan Sastra Inggris Universitas Udayana dan Fisika Universitas Pendidikan Ganesha itu melakukan eksplorasi terhadaptema perempuan di konteks budaya Jawa.
"Tema perempuan dalam konteks budaya Jawa ini terefleksi melalui hubungan sosial antara tubuh perempuan dengan ruang dan waktu," kata Citra dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, Kamis (12/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Citra, pasar tradisional menjadi ruang terbuka untuk mempertemukan orang-orang. Termasuk bagi perempuan yang menganggap ruang tersebut bersifat cair sekaligus egaliter.
![]() |
Figur perempuan tak hadir sendiri dalam karya-karyanya. Tapi bersaman dengan benda-benda komoditas yang biasa dijumpai di pasar. Seperti daging, serbet, dan juga keranjang.
Dalam lukisan 'The Last Embrace', Citra menampilkan sosok dua perempuan berkepang yang sedang membawa daging. Kedua perempuan hanya mengenakan kain di bawah, tanpa memakai atasan apapun.
Di lukisan 'Genealogy of Silence', Citra menampilkan satu sosok perempuan berambut panjang yang dikepang yang duduk di kursi tua. Kepangan rambutnya terdapat tujuh kepala perempuan namun disisipi lembaran gambar daging.
Baca juga: Danarto, Seniman yang Mendahului Zamannya |
Bukan figur perempuan semata yang dihadirkan Citra tapi dia seakan mengajak pengunjung untuk melihat lebih dalam berbagai aspek dari kehidupan perempuan. Seperti budaya, spiritualitas, sampai psikologi.
![]() |
Vina Puspita di catatan pengantar pameran tunggal Citra menuliskan penggunaan simbol rambut, daging, dan kulit menggambarkan simbol tertentu. "Ada keterhubungan, kelekatan, pengorbanan, dan pertahanan diri sosok perempuan," tulisnya seperti dikutip detikHOT.
Ada 10 karya terbaru Citra di pameran tunggalnya, enam di antaranya adalah lukisan. Tiga lukisan di atas kanvas dan 3 lukisan di material kulit. Selain lukisan, Citra membuat tiga buah instalasi dan satu instalasi video.
Pameran tunggal 'Under the Skin' berlangsung pada 31 Maret-28 April 2018 di REDBASE Foundation Yogyakarta.
(tia/nu2)