"Ada kabar dari kolektor Indonesia tapi belum tahu siapa. Namanya masih disamarkan dan saya masih meneliti," ujar pengamat seni Agus Dermawan T, ketika dihubungi detikHOT.
Meski terdapat rumor pembeli asal Indonesia, lanjut Agus, isu mengenai hal tersebut agak sensitif. "Kalau kolektornya mau anonim yah namanya akan tetap anonim, tapai kalau mau disiarkan ya disiarkan oleh balai lelang," lanjutnya lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat pelelangan berlangsung, dilansir dari berbagai sumber, ada 12 kolektor yang berminat di telepon dan dua lainnya berada di dalam ruangan. Di antara pihak yang ikut lelang adalah pihak Museum Pasifika di Bali.
Namun, ada juga rumor yang mengatakan pembelinya adalah anak konglomerat dari Sampoerna. Di Jakarta, baru November lalu filantropi Haryanto Adikoesoemo membuka Museum MACAN (Modern and Contemporary Art in Nusantara). Nama Haryanto juga dikenal sebagai kolektor seni terbesar di Asia dan banyak mengoleksi berbagai lukisan, patung, seni instalasi, dan lain-lain dari penjuru dunia.
Pada 27 Januari 2018, lukisan dilelang dengan harga awal β¬200.000 atau Rp 3,3 miliar. Namun, ternyata terjual harga ketok palu β¬7.200.000,- ditambah premium, lukisan ini terbayar β¬8.928.000, atau Rp 149 miliar.