Memperingati perayaan Perjanjian Breda, di Indonesia maupun New York menggelar beragam perhelatan dengan segala cara. Termasuk eksibisi 'Run for Manhattan' yang disponsori oleh Ciptadana.
Lukisan yang dipajang kali ini, banyak yang terinspirasi dari New York khususnya Manhattan. Made Wianta yang berkali-kali mengunjungi New York terkagum dengan keindahan kota tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kepulauan Banda dalam Karya Made Wianta |
"Ketika kami berada di atas pesawat, ada banyak cahaya di langit dan jadilah City Lights. Atau lukisan The Storm yang juga terinspirasi dalam perjalanan kami ke New York," tutur Buratwangi saat ditemui di Ciptadana Center, kawasan Sudirman, pada Jumat (24/11/2017).
![]() |
Dua lukisan di atas lebih terasa abstrak. Di 'The Storm' yang didominasi warna gelap, Made Wianta membubuhi dengan kaligrafi ciptaannya. Meski kaligrafi tersebut seperti huruf-huruf Katakana maupun Kanji asal Jepang.
Lain lagi dengan 'The Fifth Avenue' (2003) yang bergaya lebih kontemporer namun tetap ada sentuhan geometrik khas Made Wianta. Warnanya lebih ngepop, cerah, dan menarik mata pecinta seni.
Di lukisan 'NYC Town Hall' juga terlihat unsur dekoratif yang dibubuhi titik-titik seperti malam berbintang. Made Wianta juga meletakkan kotak dan garis panjang di antara gambar Balai Kota kota New York. Menurut Buratwangi, di antara Manhattan dan Pulau Run yang dahulu diperebutkan menjadi ironi.
![]() |
"Bapak melukiskannya dengan detil. Pulau Run yang digambarkan dan Manhattan yang secara konstruktif lebih megah dan maju pesat ketimbang Pulau Run," tuturnya.
Kurator pameran Emmo Italiaander mengungkapkan sejak ide 'Run for Manhattan' dilontarkan kepadanya dari Made Wianta dan keluarga, ide ini seperti sebuah sarkasme. "Pulau Run berjalan pelan dan seakan redup kejayaannya dan Manhattan maju pesat. Sarkasme secara tak langsung," pungkas Emmo.
Simak artikel berikutnya!
[Gambas:Video 20detik] (tia/nu2)