Air liur tersebut yang menjadi kontroversi. Publik banyak yang beranggapan lukisannya kembali ke era 70 tahun yang lalu karena Jackson Pollock pernah membuat lukisan tetesan abstrak. Ada juga yang menganggap air liur tidak pantas disebut seni.
Kritikus seni Will Gompertz di situs BBC menuliskan ide Varga dalam melukis adalah menciptakan potret batin. "Jadi tidak masalah seperti apa penampilan neneknya, ini tentang bagaimana dirinya," tuturnya, seperti dilansir detikHOT, Kamis (27/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari kombinasi warna, teks, serta komposisi secara keseluruhan terlihat sosok obyek perempuan di dalam lukisan tidak konvensional tapi terkadang spiritual.
"Saya pikir gambarnya memiliki kualitas yang halus. Tidak mungkin orang yang baru belajar seni bisa melakukan hal itu," kata Will Gompertz.
Menurutnya, lukisan Justine Varga digambar oleh pelukis yang masih malu-malu, seseorang yang tahu akibat dari penggunaan air liur, serta mengambil pandangan berbeda dari genre seni lukis manapun.