Dibui karena Novel 'The Use of Life', Kasus Ahmed Naji Masih Berlanjut

Dibui karena Novel 'The Use of Life', Kasus Ahmed Naji Masih Berlanjut

Tia Agnes - detikHot
Rabu, 21 Des 2016 10:27 WIB
Foto: Tia Agnes
Jakarta - Sejak Ahmed Naji divonis dua tahun bui karena buku yang ditulisnya 'The Use of Life', komunitas budaya Mesir dan hampir 9 ribu orang tanda tangan menuntut pembebasannya. Kabar terbaru datang dari kasusnya, hukumannya ditangguhkan dan menunggu sidang lain pada Januari 2017 mendatang.

Lewat kuasa hukumnya, Ahmad Naji senang dengan putusan tersebut. "Keputusan banding terlambar tapi ini berita yang baik," ujar Direktur Eksekutif Kebebasan Kelompok Berbicara PEN Amerika, Suzanne Nossel, seperti dilansir dari Guardian, Rabu (21/12/2016).

"Ahmed Naji dipenjara karena salah satu bab dalam novel merupakan salah satu penghinaan yang paling mengerikan bagi kebebasan kreatif di Mesir," lanjut dia lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca Juga: Ika Natassa Beri Kejutan di #PollStory Novel 'Architecture of Love

Menurutnya, ini adalah usaha ketiga untuk membatalkan hukuman Naji ini. Selama sembilan bulan, ia telah menghabiskan waktu penjara. Namun dukungan terhadap dirinya tak berhenti mengalir. Woody Alen, Patti Smith, Dave Eggers, dan 120 penulis lainnya menandatangani petisi pembebasan Ahmed Naji.

"Naji dituntut di bawah undang-undang dalam hukum pidana Mesir yang mengkriminalisasi seni atau karya cetak. Dan tulisannya dianggap tidak bermoral. Naji adalah seorang kritikus dan penulis yang vokal," ujar Susanne.

Kasus ini bermula ketika seorang warga negara yang mengeluh kalau novel Naji menyebabkan dia susah tidur, jantung berdebar-debar dan menimbulkan nafsu. Kemudian, Naji ditangkap dan diperiksa lebih lanjut. Usai pemeriksaan, dia dibebaskan namun banding tetap dilanjutkan.

Menurut Komite Perlindungan Wartawan, ada 23 wartawan yang dipenjara tahun lalu. Hukuman bagi pekerja kreatif naik menjadi dua kali lipat di Mesir.

Pemerintah Mesir juga menutup pusat kebudayaan, dan sebagian galeri seni kontemporer dibongkar dan diperiksa. Ada juga beberapa seniman yang dipenjara, termasuk produser Rana El-Sobky dan penyair Fatima Naoot.


(tia/tia)

Hide Ads