Bajaj dipilih Ayu sebagai angkutan paling sederhana sekaligus nyentrik di area pasar tersebut. "Saya nanya ke pedagang dan pembeli, paling enak pakai angkutan apa dan mereka bilang lebih senang bajaj daripada ojek," ucapnya kepada detikHOT di sela-sela pembukaan pameran, Selasa (10/11/2015).
Baca Juga: Pertama Kalinya Seniman Dua Negara Pameran di Pasar Tradisional
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka, kursi sopir dan penumpang bajaj diubah Ayu menjadi warna pink. Di dalamnya juga terdapat video art serta buku harian, sebagai aktivitasnya menjadi supir bajaj.
"Semua saya lakukan gratis, alias cuma-cuma," tegas Ayu.
Simak: 'Art Ecosystem: Now!' Jadi Tema Biennale Jatim 2015
Seharusnya, kata Ayu, kedua pasar tersebut saling terhubung dan mengisi kebutuhan yang ada. "Untuk menyatukan dua pasar maka tersedialah angkutan pilihannya bajaj," jelasnya.
Aksi nyentrik Ayu pernah dilakoninya pula saat Jakarta Biennale 2013. Ia menjadi salah satu seniman dalam pameran 'Pelicin' di Galeri Salihara serta menjadi seorang joki 3 in 1 setiap pagi dan sore.
(tia/mmu)