Kurator Andang Kelana mengungkapkan karya mural, grafiti, stensil, tagging, fotografi maupun video art yang dipajang bebas dari aturan tersebut.
"Siapapun boleh memegang, selfie, atau megang karya. Itu bebas-bebas saja," katanya di sela-sela pembukaan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Senin (26/10) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu saja, para pengunjung juga bisa berinteraksi dan merespons dinding galeri. Seperti yang berada di salah satu sudut bagian kanan galeri, siapa saja boleh mengeluarkan spidol dan mencoret-coret dinding yang sudah dilapisi partisi.
Serta di bagian belakangnya yang disediakan secara khusus untuk bebas ditempel dengan stiker apapun. Pengamatan detikHOT, saat pembukaan semalam setiap sudut galeri dipenuhi oleh anak-anak muda pecinta seni jalanan.
Menurut Kepala Seksi Pameran dan Kemitraan Galeri Nasional Indonesia, Zamrud Setya Negara, pameran kali ini termasuk menarik dan jarang terjadi. "Banyak anak-anak muda yang antusias datang ke Galeri dan semua remaja berkumpul," ungkapnya.
Baca Juga: Cerita Pengrajin Batik Kudus Bikin Motif Kretek dan Tanaman Parijoto
Proses kurasi dari pameran kali ini diakui kurator Abi Rahma dilihat dari konsistensi para seniman dalam merespons ruang publik. "Sebanyak 14 partisipan kami ajak dan ada beberapa yang merupakan pionir grafiti dan mereka yang selalu respons ruang publik," jelasnya.
Pameran yang diselenggarakan Galeri Nasional Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Biennale Jakarta itu diselenggarakan sampai 16 Oktober mendatang. Acara ini juga akan disertai dengan perbincangan bersama para seniman. Jangan sampai ketinggalan infonya ya!
(tia/mmu)











































