Spanduk pembangunan bertuliskan, "Selamat Datang di Proyek Pembangunan Street Art" menyapa para pengunjung yang masuk ke Gedung A. Ibarat museum seni jalanan, Visual Jalanan menampilkan pertarungan sosial dan politik yang dialami para "seniman jalanan".
Foto-foto jalanan yang di-upload di akun Visual Jalanan dipajang di bagian depan galeri. Foto seukuran kartu pos itu memajang pemandangan unik yang terjadi di dinding kota, mural, grafiti, maupun stiker-stiker. Dilanjutkan dengan mural oleh Ace House Collective, Agung Ane Natanael, dan tepat di tengah galeri terdapat pajangan dari Dinas Artistik Kota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dinas Artistik Kota menampilkan maket karya dari Robowobo, The Popo, Darbotz, dan lain-lain. Di depannya terdapat mural dari Stenzilla.
Jika memasuki bagian kanan 'Bebas tapi Sopan', ada bagian interaksi yang memperbolehkan pengunjung untuk mencoret-coret apapun. Tinggal siapkan saja spidol. "Di sini siapa saja boleh bikin karya seni. Namanya tagging," kata kurator Andang Kelana kepada detikHOT, di sela-sela pembukaan pameran, Senin (26/10/2015).
Di bagian belakangnya terdapat ruangan penuh stiker. Siapapun bebas menempel stiker yang bisa dibeli di dalam ruang galeri. Dilanjutkan di bagian belakang, ruangan penuh warna merah dengan mural dari The Popo.
Serta yang menarik adalah karya seni tukang lele yang menambah semarak dari pameran Visual Jalanan. Andang mengatakan tema pameran ini membebaskan para pengunjung dan bersifat tidak konvensional.
"Pengunjung bisa megang dan menjadi lebih intim dengan karyanya. Karya nggak menjadi suci lagi," ungkapnya.
Para seniman yang berpartisipasi adalah Ace House Collective (YK), Agung βAbeβ Natanael (Jkt), Angga Cipta (Jkt), Anggun Priambodo(Jkt), Bujangan Urban (Jkt), Dinas Artistik Kota (Jkt), Gardu House (Jkt), Klub Karya Bulu Tangkis + Ricky Janitra (Jkt), Milisi Mural Depok (kota Depok), Methodos (Yk), The Popo (Jkt), Tutu (Jkt), ruangrupa (Jkt), dan Stenzilla (Jkt).
Pameran di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, Jakarta ini akan berlangsung hingga 16 November 2015.
(tia/mmu)