Ia mencoba bereksplorasi dalam berkarya dengan mencetak karya fotografinya memanfaatkan potensi-potensi yang ada pada alam sekitarnya. Kali ini, Riski berkarya dengan memanfaatkan saripati dari sayur-sayuran sebagai medium untuk menciptakan sebuah karya seni, khususnya sayur bayam.
"Penguasaan material atau bahan jadi poin terpenting untuk melahirkan karya seni yang menarik," ucap kurator pameran Arief Budiman dalam siaran pers yang diterima detikHOT, Senin (12/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara yang dilakukan oleh Riski adalah dengan memindahkan objek atau klise pada lembaran kertas dengan melumurinya. Cairan saripati Bayam tersebut lalu dijemur di bawah sinar matahari. Melalui proses pemuaian minyak tanah, objek atau film tersebut berpindah pada lembaran kertas. Hasil yang didapatkan akan berbeda dari proses cetak βbiasanyaβ di mana hasil cetakan ini akan memiliki efek seperti lukisan cat air.
Menurut Arief, jika menyebut karya Riski ini sebagai sebuah karya seni grafis agaknya belum bisa disepakati pula. Seni grafis bisa terwujud di atas kertas sebagai hasil proses mencetak dari sebuah klise atau master berupa logam, kayu atau hardboard atau silk screen (sablon). Dengan jumlah karya lipat ganda (edisi) dalam jumlah tertentu. Pada karya Riski ini hal yang menjadi βpakemβ seni grafis belum bisa diterapka atau disamakan.
Melalui 'Artganic', Riski mencoba mengenalkan karya eksploratifnya kepada publik. Proses biologis dan alamiah dengan rekaya manusia tersebut berhasil menghasilkan objek yang bernilai estetis. Karya-karya terbaru Riski ini dibuka pada 14 Januari 2015 mendatang di ViaVia Cafe, Yogyakarta. Eksibisi ini berlangsung hingga 11 Februari 2015.
(tia/mmu)











































