Jika melintasi perempatan utama yang selalu ramai lalu lalang kendaraan di Jalan Kemang 1, Jakarta Selatan, Anda akan melihat barbershop baru bernama Frank's. Tempat cukur rambut ini menawarkan konsep unik di dalamnya.
Frank's berdiri pada Februari tahun ini, meski terbilang baru, tempat ini cukup ramai dikunjungi oleh pelanggan. Yang datang mulai dari pelajar sekolah, mahasiswa, ekspat, dan lainnya.
"Sekarang ini barbershop target marketnya sudah agak lebar ya. Enggak hanya dewasa muda, tapi anak-anak sekarang juga trennya ingin terlihat dewasa dan jadi pelanggan kita. Begitu juga yang berusia senior dan para ekspat." kata Eduardo Wisendha, 27 tahun, salah seorang pemilik dari Frank's, kepada detikHOT (02/07/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Frank's dimiliki oleh grup yang bergerak di bidang gaya hidup, yakni Eduardo dan Lucius Leon Worang.

"Untuk barbershop ini yang pertama kita punya. Sudah kepikiran lama untuk buka barbershop, karena ini bagian dari gaya hidup. Grup kita ini memang suka grooming gitu dan biasanya kita pergi ke suatu tempat. Kita bikin tempat yang juga nyaman untuk hang out," jelasnya.
Dengan kesan interior yang lapang dan bersih, bergaya industrial dan rustic. Eduardo menjelaskan ia ingin berikan sentuhan gaya maskulin namun tetap nyaman bagi para pelanggannya.
Saat mendirikan Frank's ini, dua pemiliknya coba membuat beda, dengan memilih lokasi persis di pinggar jalan yang sibuk di bilangan Kemang.
"Di Kemang belum ada yang benar-benar di pinggir jalan." Sama seperti di barbershop berkonsep urban lainnya, Frank's menyediakan beragam jenis Pomade yang bisa dibeli oleh para pelanggannya. "Produk yang masuk ke sini kita seleksi dulu agar sesuai dengan segmen kita," jelasnya.

Salah satu pencukur rambut, di sini Ridwan Akbar, 22 tahun, punya cerita menarik di balik tren gaya rambut di kalangan anak muda. Ia menjelaskan bahwa yang kerap menjadi tren terkini pada potongan rambut pria itu adalah gaa rambut para pemain bola.
"Kalau dulu kan model rambut kalau enggak spike ya mohawk. Kalau yang jadi referensi itu biasanya dari para pemain bola, jadi kalau nonton bola sekalian lihat gaya rambut para pemainnya," kata Ridwan.

Pria asal Kota Garut, Jawa Barat ini juga menjelaskan sekilas suka dan dukanya sebagai pencukur rambut. Ia mengaku lebih senang mendapat pelanggan yang doyan ngobrol dan bisa mengomentari kurang lebihnya potongan gaya rambut yang ia buat.
"Lebih senang pelanggan yang banyak cerita, bukan yang bawel ya. Misalnya soal rambutnya, dia jelasin maunya seperti apa atau siapa. Dibanding yang diem aja kan takutnya salah."
Untuk potong rambut, Frank's mematok harga mulai Rp 50 ribu.
(ass/hkm)