Inspirasi dari Arca Singhasari, Teater Koma Pentaskan 'Monalisa dari Jawa'

Singhasari Week (4)

Inspirasi dari Arca Singhasari, Teater Koma Pentaskan 'Monalisa dari Jawa'

- detikHot
Rabu, 28 Mei 2014 12:55 WIB
(Dok.Akhir Pekan di Museum)
Jakarta - "Wajahmu sangat cantik. Kau duduk bersila di atas daun teratai. Semua orang memujamu. Ke mana pun aku membawamu, ke Paris, Belanda, Amerika semua berdecak kagum terhadap wajahmu," ujar salah satu pemain Teater Koma Rangga Bhuana.

Ia berperan sebagai seorang kurator museum. Di sampingnya, wanita berpakaian warna putih nampak duduk bersila. Ia diam, tak bergerak. Hingga saat adegan yang menceritakan kisahnya. Ia mendendangkan dialog dengan nyanyian.

Ken Arok tiba dengan keris yang dibuatnya dari Mpu Gandring. Ia membunuh Tunggul Ametung dari belakang. Ken Dedes berteriak. Seketika, ia menjadi saksi pembunuhan yang nantinya akan membinasakan keturunannya selama tujuh generasi.

Pentas selama 20 menit tersebut belum usai. Lakon kecil itu masih menceritakan mengenai perjalanan kisah arca Prajnaparamita keliling dunia. "Aku sedih akan mengembalikanmu ke negara asalmu? Apakah mereka bisa menjaga dan merawatmu seperti aku? Apakah mereka bisa memeliharamu dengan baik?"

Setelah 156 tahun dibawa keliling dan disimpan di Belanda, sang kurator harus merelakan benda arkeologi berharga dari era Singhasari untuk pergi. Arca tersebut dibungkus dengan kain hitam. Ia dibawa pulang ke asalnya, Indonesia.

Pentas yang bertajuk 'Monalisa dari Singhasari' tersebut diselenggarakan di ruang temporer gedung B, Museum Nasional. Di atas panggung kecil, terdapat empat pemeran yang bermain.



Mereka adalah sebagai arca Prajnaparamita atau Ken Dedes, kurator museum, Ken Arok, dan Tunggul Ametung. Keempatnya bermain dengan apik, kritis, dan menyampaikan guyonan yang mampu menghangatkan suasana.

"Ini pentas kedua kami di tahun ini," ujar Director Akhir Pekan di Museum, Yudhi Soerjoatmodjo kepada detikHOT, Minggu lalu (25/5/2014).

Pihaknya telah bekerja sama dengan Teater Koma untuk pementasan dongeng ini sejak pertengahan tahun lalu. Pentas yang selalu mengambil kisah dari arca maupun koleksi Museum Nasional ini dilakukan sebanyak tiga kali di hari Minggu.

Di ketiga jam tersebut, pengunjung yang hadir pun selalu membludak. Kali ini, mereka mengambil kisah dari arca cantik yang diduga adalah wujud Ken Dedes. "Ketika tahap penyusunan skenario, kami menyebutnya sebagai 'Monalisa dari Jawa'," ujarnya.

Kenapa Monalisa? Di kalangan pecinta seni dunia, arca ini merupakan perwujudan sebagai versi Monalisa yang berasal daru Pulau Jawa.

(tia/ich)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads