4 Seniman Kontemporer Indonesia yang Mendunia

4 Seniman Kontemporer Indonesia yang Mendunia

- detikHot
Selasa, 20 Mei 2014 14:20 WIB
4 Seniman Kontemporer Indonesia yang Mendunia
Jakarta - Sukses berkarya di negeri orang, tentunya membanggakan. Apalagi bila karya seni yang diciptakannya diakui oleh khalayak pecinta seni dunia.

Nah, kali ini detikHOT menghimpun beberapa seniman Indonesia dengan karya seni kontemporernya yang sukses dan mendapat pengakuan dunia seni internasional. Berikut di antaranya:



Kali ini detikHOT menghimpun beberapa seniman Indonesia dengan karya seni kontemporernya yang sukses dan mendapat pengakuan dunia seni internasional. Siapa saja?

Pasangan duo seniman yang didirikan tahun 1999 ini adalah Santi Ariestyowanti dan Dyatmiko 'Miko' Bawono'. Mereka memiliki latar belakang Desain Komunikasi Visual dan Desain Interior dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Karya-karyanya yang mengambil dari cerita rakyat mampu menciptakan keunikan tersendiri dibandingkan seniman lainnya. Kemampuan efek visualnya di berbagai medium juga diakui dunia. Tiap tahunnya, mereka selalu berkeliling pameran di dalam maupun luar negeri.

Karya-karya Indieguerillas juga menjadi koleksi dari Singapore Art Museum, Singapore dan Guangdong Museum of Art, China. Pada 2010 mereka memamerkan karya tunggalnya berjudul 'Gastronaut: Looking Food' di Den Haag, Belanda. Setahuan berikutnya, Indieguerillas mengikuti pameran bersama di Colllateral Event of the 54th International Art Exhibition-la Biennale: Future Pass – From Asia to the World, Italia. Serta tahun 2008 'Stikcker Expo 2008' di Brazil.

Pasangan duo seniman yang didirikan tahun 1999 ini adalah Santi Ariestyowanti dan Dyatmiko 'Miko' Bawono'. Mereka memiliki latar belakang Desain Komunikasi Visual dan Desain Interior dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Karya-karyanya yang mengambil dari cerita rakyat mampu menciptakan keunikan tersendiri dibandingkan seniman lainnya. Kemampuan efek visualnya di berbagai medium juga diakui dunia. Tiap tahunnya, mereka selalu berkeliling pameran di dalam maupun luar negeri.

Karya-karya Indieguerillas juga menjadi koleksi dari Singapore Art Museum, Singapore dan Guangdong Museum of Art, China. Pada 2010 mereka memamerkan karya tunggalnya berjudul 'Gastronaut: Looking Food' di Den Haag, Belanda. Setahuan berikutnya, Indieguerillas mengikuti pameran bersama di Colllateral Event of the 54th International Art Exhibition-la Biennale: Future Pass – From Asia to the World, Italia. Serta tahun 2008 'Stikcker Expo 2008' di Brazil.

Namanya dipandang menjadi salah satu seniman muda paling sukses di Indonesia. Karya-karyanya telah dipamerkan secara internasional di seluruh dunia. Serta dikoleksi di Tropen Museum Amsterdam, Asia Society Museum New York, Contemporary Arts Center New Orleans, Haus Der Kulturen Der Welt Berlin, dan sebagainya.

Tahun lalu, hasil desain kontemporernya dipakai oleh merk Louis Vuitton. Serta digunakan untuk model scraft terbaru keluarannya. Pada September 2014 mendatang, Eko akan berpameran di Gwangju Biennale Foundation, Korea Selatan.

Namanya dipandang menjadi salah satu seniman muda paling sukses di Indonesia. Karya-karyanya telah dipamerkan secara internasional di seluruh dunia. Serta dikoleksi di Tropen Museum Amsterdam, Asia Society Museum New York, Contemporary Arts Center New Orleans, Haus Der Kulturen Der Welt Berlin, dan sebagainya.

Tahun lalu, hasil desain kontemporernya dipakai oleh merk Louis Vuitton. Serta digunakan untuk model scraft terbaru keluarannya. Pada September 2014 mendatang, Eko akan berpameran di Gwangju Biennale Foundation, Korea Selatan.

Seniman asal Yogyakarta ini mampu dan berkompeten dalam seni scannography sejak 2005 silam. Awalnya ia belajar dan mendapatkan beasiswa di Korea selama satu tahun di Museum Nasional Seni, Seoul.

Aliran jenis ini masih termasuk langka di Indonesia. Kini, dilatar belakangi oleh jurusan fotograsi art ISI Yogyakarta, ia mengembangkan seni kontemporer yang dimilikinya.

Seniman asal Yogyakarta ini mampu dan berkompeten dalam seni scannography sejak 2005 silam. Awalnya ia belajar dan mendapatkan beasiswa di Korea selama satu tahun di Museum Nasional Seni, Seoul.

Aliran jenis ini masih termasuk langka di Indonesia. Kini, dilatar belakangi oleh jurusan fotograsi art ISI Yogyakarta, ia mengembangkan seni kontemporer yang dimilikinya.

Seniman yang berbasis di Yogyakarta ini pernah memenangkan penghargaan lukisan terbaik dua kali yakni tahun 1981 dan 1985. Karirnya terus menanjak ke berbagai pameran kelompok maupun tunggal di seluruh dunia.

Sebut saja, tahun 2006 di Gertrude Street Gallery Melbourne, 'Upside Down Mind' CP Artspace di Washington tahun 2003, tahun 1993 di Australia dengan judul 'Canberra Contemporary Art Space, ACT. Karya-karyanya sering dipengaruhi oleh wayang kulit.

Seniman yang berbasis di Yogyakarta ini pernah memenangkan penghargaan lukisan terbaik dua kali yakni tahun 1981 dan 1985. Karirnya terus menanjak ke berbagai pameran kelompok maupun tunggal di seluruh dunia.

Sebut saja, tahun 2006 di Gertrude Street Gallery Melbourne, 'Upside Down Mind' CP Artspace di Washington tahun 2003, tahun 1993 di Australia dengan judul 'Canberra Contemporary Art Space, ACT. Karya-karyanya sering dipengaruhi oleh wayang kulit.

Hide Ads