"Ini proses perjalanan yang panjang untuk menyatukan ideologi bersama teman-teman dan ini pentas yang ke-12 kalinya," ujar Happy Salma di Galeri Indonesia Kaya beberapa waktu lalu.
Nantinya pementasan dengan skala besar dan memberikan sentuhan baru dibandingkan pentas yang sebelumnya ini akan mengkolaborasikan berbagai unsur. Seperti ada 20 orang pemusik asli Sunda dan penari, paduan suara sekitar 30 orang, tata panggung, dan multimedia yang berbeda.
Selama kurang lebih 120 menit pertunjukan, Happy Salma mampu menghipnotis dan membawa penonton di ke dalam cerita yang disutradarai oleh Wawan Sofwan dan naskah yang ditulis oleh Ahda Imran. Ini juga merupakan pertunjukkan terakhir dari Happy sebelum vakum untuk sementara waktu dari dunia hiburan.
"Katanya untuk tempat di Teater Jakarta, ini pertama kalinya ada yang bermonolog di panggung sebesar itu. Belum pernah ada yang bermonolog di sana," ungkap Happy.
Monolog ini menceritakan mengenai kisah dari istri kedua Soekarno, Inggit Ganarsih. Selama puluhan tahun, Inggit setia mendampinginya, bahkan ketika berada di dalam penjara. Ia juga rajin membawakan makanan dan buku-buku terhadap Kusno atau panggilan kesayangan Soekarno.
Hingga ketika Kusno meminta ijin untuk menikah dengan Fatmawati. Inggit berani mengatakan 'tidak' dan pulang ke kampung halamannya di Bandung. Setelah itu, ia merasa tugasnya sebagai istri selesai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pementasan monolog ini akan dipentaskan Sabtu akhir pekan (10/5/2014) di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Tiket yang dijual seharga Rp 300 ribu (silver), Rp 500 ribu (gold), dan Rp 1 juta (platinum).
(tia/ass)











































