"Novel ini merupakan endapan perenungan dari perjalanan sunyi saya selama bertahun-tahun sebagai Sufi. Kisah tentang Syekh Subakir dan Sabda Palon dalam novel ini seperti mendapatkan konteks ketika hari-hari ini kita sempat dikejutkan oleh Sabda Raja yang dititahkan Sultan HB X," ungkap Candra Malik," ungkapnya dalam keterangan pers kepada detikHOT, Selasa (7/7/2015).
Baca Juga: Mengenang 80 Tahun Slamet Abdul Sjukur, DKJ Gelar Rangkaian Acara
Negara Jepang dan Australia menjadi latar bagi novelnya. "Selain Bali, Mentawai dan sejumlah daerah lainnya di nusantara," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam perjalanannya, Saka justru bersentuhan dengan ajaran Djawa Sunda. Ia yakin ayahnya hilang sejak terlibat agama ini. Orang ketiga muncul dalam hubungan asmara mereka. Keadaan ini diperburuk dengan terungkapnya sejumlah rahasia keluarga.
Penulis yang kerap dipanggil sebagai sastrawan sufi ini mengatakan cerita tersebut didapatkan dari perjalanannya. Disunting oleh Eka Suryana, novel ini dihiasi dengan ilustrasi dan gambar sampul karya Alf Sukatmo.
Setelah 'Mustika Naga', dalam waktu dekat ia akan meluncurkan kumpulan cerita pendek berjudul 'Mawar Hitam'. Sejak tahun 2000 sampai sekarang, ia sudah mengumpulkan 20 cerpen. Sebelumnya, pria kelahiran Solo, 25 Maret 1978 ini meraih Piala Vidia sebagai Penata Musik Film Televisi Terbaik di FFI 2014.
Jangan lupa baca kisah seniman Kinez Riza menjelajahi pedalaman Afrika hingga Kalimantan dan residensi di Kutub Utara dalam Young&Famous!
(tia/tia)