Ada sebagian dari kita yang mulai jadi penggemar berat drama Korea karena Geum Jan Di dan Goo Jun Pyo di Boys Over Flowers. Sesuka itu pada adaptasi Korea dari Hana Yori Dango tersebut, membuat kita hapal dan ingat setiap adegan-adegan penting di dalamnya. Ketika menyaksikan F4 Thailand: Boys Over Flowers, ingatan-ingatan itu muncul sebagai nostalgia. Hanya saja, versi Thailand ini rupanya berhasil memberikan rasa baru dari kenangan-kenangan lama.
Setelah kejadian di episode 1 (dua murid di SMA Köcher dapat kartu merah termasuk Gorya yang berujung Gorya duel dengan Thyme), kita seolah-olah sudah tahu bahwa hari-hari Gorya (Tu Tontawan) berikutnya akan jadi sangat suram di sekolah menyebalkan ini. Di adegan terakhir, Gorya seperti akan menghadapi semua keburukan murid-murid SMA Köcher sendirian. Episode 2 datang memberikan harapan, tidak hanya buat Gorya tapi juga buat penonton.
Sutradara Patha Thongpan tidak sekadar bicara ketika mengatakan bahwa dia dan timnya ingin mengubah cerita Hana Yori Dango yang kental dengan adegan-adegan bully ini jadi sesuatu yang lebih segar. Episode 1 mungkin masih kental dengan rasa yang sama dengan versi-versi sebelumnya, tapi di episode 2, kita sudah bisa merasakan identitas berbeda dari F4 Thailand: Boys Over Flowers ini. Harapan buat bertahan dan bahagia di dunia para sosialita itu terasa sangat jelas buat Gorya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tidak butuh waktu lama buat Gorya melawan kebiadaban sistem dan budaya di SMA Köcher. Setelah tendangan kungfunya mendarat di perut Thyme (Bright Vachirawit) dan disaksikan (juga direkam lalu viral) oleh semua murid yang ada di Stadion Köcher, Gorya mulai mendapat dukungan dari akun-akun anonim di Twitter. Satu, dua, dan tiga akun Twitter merasa ada harapan buat melawan dominasi F4 di sekolah. Thyme mulai merasa terancam (dan bingung dengan perasaannya sendiri). Ketika Gorya hendak berangkat ke sekolah di pagi berikutnya, dia diculik oleh beberapa orang berbadan besar, mulutnya dibekap, kepalanya dibungkus kain, dan dia dibawa ke sebuah ruangan entah di mana. Kita sudah tahu siapa dalang di balik adegan ini, tapi ujung dari rangkaian kejadiannya masih bikin penasaran.
Rupanya Gorya dibawa ke rumah mewah Thyme bukan untuk disiksa, tapi dipermak. Tapi Thyme punya rencana sendiri (yang sangat egois dan kekanak-kanakan) yaitu memaksa Gorya membuat video permohonan maaf. Gorya ogah melakukan permintaan Thyme. Ketika keduanya sedang 'adu jotos' dan membuat gaduh, suasana mendadak hening ketika ibu Thyme, Roselyn (Cindy Bishop), muncul dengan wajah tak senang. Gorya dipaksa keluar dari rumah mewah itu dan akhirnya bisa menjalani sisa hari dengan tenang.
Di sekolah, gosip soal Gorya jadi pelacur beredar. Di grup LINE, dia heboh digosipkan suka tidur dan gonta-ganti pria. Merasa sesak dan ingin berteriak, Gorya kabur ke atap sekolah dan mengeluarkan emosinya. "Hoax! Memang kenapa kalau aku pernah bersama sepuluh pria dan hamil? Ini urusanku! Ini zaman modern!"
Keadaan sempat membaik ketika Gorya kembali ke sekolah keesokan harinya. Hana (June Jaenasavamethee) sudah minta maaf dan kini berteman lagi dengannya, lalu Gorya diundang ke sebuah pesta penyambutan P' Mira (Fah Yongwaree Anilbol) yang baru kembali dari Paris. Mira adalah sosok role model buat Gorya yang membuatnya mau masuk ke SMA Köcher. Karena Hana berhalangan buat datang ke pesta itu, Gorya pun mengajak Kaning (Prim Chanikan Tangkabodee) buat datang bersamanya.
Gorya tidak punya gaun bagus dan mewah buat datang ke sini, jadilah dia pakai busana yang biasa-biasa saja. Saat dia berpikir bahwa keadaan sudah tidak semenyebalkan beberapa hari yang lalu, geng centil di SMA Köcher kembali mengeluarkan sifat dan wajah asli mereka. Gorya diserang di tengah keramaian dan dipermalukan, tapi Ren dan Mira datang sebagai penyelamat. Thyme kesal karena Ren bersikap baik pada Gorya. Dia mengkonfrontasi Ren di tengah pesta dan sudah siap adu jotos. Gorya ikut kesal dan menyerbu Thyme yang berujung pada sebuah momen menggemaskan di akhir episode.
![]() |
F4 Thailand: Boys Over Flowers episode 2 menghadirkan lebih banyak selipan komedi yang tidak terduga (dengan suara kambing), sangat khas tayangan Thailand, dan sangat efektif. Peran karakter-karakter pendukung mulai dijelaskan dan menegaskan bahwa kehadiran mereka dalam cerita ini, sama pentingnya dengan Gorya dan F4.
Kita akhirnya bisa mendapat penjelasan soal hubungan Mira dan Ren yang membuka harapan dan menguatkan pijakan Gorya untuk terus bertahan. Permulaan hubungan Kaning dan Kavin (Win Metawin) juga jadi salah satu yang disorot dalam episode ini mengingat mereka adalah couple kedua dalam cerita Hana Yori Dango yang tidak kalah penting dan dramatis. MJ (Nani Hirunkit) meski kebagian sedikit screentime, namun menegaskan posisinya sebagai sosok yang paling suportif (dan badut) dari F4. Lewat penampilan singkatnya, MJ memberitahukan bahwa sebenarnya dia dan personel F4 lain, kecuali Thyme, tidak terlalu menyukai kegiatan bullying yang mereka lakukan di sekolah, tapi ada tekanan dari pihak Thyme yang membuat mereka terus-terusan melakukan hal tersebut.
Sementara itu, Thyme muncul dengan sisi lain yang mengejutkan, yang dijamin akan membuat penonton langsung jatuh cinta padanya (dan juga Bright) di episode ini.
![]() |
Dalam 2 episode, F4 Thailand: Boys Over Flowers telah berhasil menghidupkan kembali cerita Hana Yori Dango dalam kemasan yang terasa sekali bedanya dengan versi terdahulu. Kamu yang sudah menyaksikan semua versinya mungkin tetap bisa merasa jiwa dari ceritanya sekaligus nostalgia, tapi di saat yang sama juga bisa merasakan bumbu-bumbu baru yang menjadikan cerita klasik ini tetap kekinian.
F4 Thailand: Boys Over Flowers bisa disaksikan di Viu.
(aay/mau)