Quagliarella The Untold Truth: Saat Pesepak Bola Dihujani Teror

Yudistira Imandiar - detikHot
Minggu, 14 Nov 2021 20:22 WIB
Foto: Dok. Mola
Jakarta -

Sejarah mencatat Fabio Quagliarella sebagai salah satu bomber terbaik yang dimiliki Italia. Pria kelahiran 31 Januari 1983 ini memiliki kecintaan yang amat besar pada sepak bola jauh sebelum menjadi pemain profesional.

Di masa kecilnya, Fabio Quagliarella kerap diajak sang ayah, Vittorio Quagliarella menonton pertandingan sepak bola di akhir pekan. Kebetulan Vittorio memiliki akses untuk menonton pertandingan klub lokal, S.S. Juve Stabia. Hal itu membuat Fabio Quagliarella makin gandrung dengan olahraga kulit bundar.

Bakat Quagliarella sebagai atlet sudah tampak sejak belia. Ia selalu memenangkan lomba balap lari di daerah tempat tinggalnya. Ia memiliki kelincahan di atas rata-rata anak seusianya.

Di usia 17 tahun, Quagliarella mendapatkan kontrak pesepak bola profesional pertamanya. Usai bermain apik dalam laga uji coba, ia direkrut oleh Torino.

"Dia bermain bagus dengan Torino. Mereka langsung menggunakan dia," kenang ayah Fabio Quagliarella, Vittoro Quagliarella.

Meski berat, keluarga rela melepas kepergian si bungu merantau ke Kota Turin. Ini merupakan tonggak penting dalam perjalanan karier Quagliarella, meskipun di awal perjalanannya ia merasa begitu tersiksa berpisah dari orang-orang terkasih hingga tak kuasa menahan tangisnya.

Lima tahun berada di bawah panji Torino, ia hijrah ke Udinese, lalu Ascoli, dan berlabuh ke Sampdoria di tahun 2006. Quagliarella mengatakan masa-masa di Sampdoria sebagai awal dari puncak kariernya.

Satu per satu mimpi Quagliarella sebagai pemain profesional tercapai. Hingga di satu fase ia mampu memijak impian luhurnya sejak kecil. Menjadi punggawa Napoli, klub kebanggaan kota kelahirannya.

: Saat Pesepak Bola Dihujani Teror" title="Quagliarella The Untold Truth" class="p_img_zoomin" style="undefined" />Foto: Dok. Mola

Kepulangan Quagliarella ke Napoli disambut suka cita penggemar yang notabene handai taulannya di sana. Quagliarella tak ubahnya pangeran yang kembali ke kerajaan. Sambutan hangat penggemar dibalas Quagliarella lewat penampilan apiknya bersama tim berjuluk I Partenopei.

Namun, kiprah Quagliarella bersama tim kecintaannya sejak kecil tak berjalan mulus. Usai membela Tim Nasional Italia di World Cup 2020, atau hanya satu musim sejak datang ke Napoli, ia mendapatkan kabar klub tak lagi menginginkan jasanya. Kesepakatan telah dijalin antara Napoli dengan Juventus untuk memboyong striker yang terkenal dengan sepakan kerasnya itu menjadi bagian dari 'Si Nyonya Tua'.

Quagliarella terkejut namun hanya bisa pasrah akan keputusan tersebut. Rasa sakitnya bertambah lantaran penggemar mencap dirinya sebagai pengkhianat. Hujatan dan cacian publik Napoli tak hanya dialamatkan kepadanya, tapi juga keluarga besarnya. Ini merupakan masa-masa yang sulit bagi Quagliarella dan keluarga.

: Saat Pesepak Bola Dihujani Teror" title="Quagliarella The Untold Truth" class="p_img_zoomin" style="undefined" />Foto: Dok. Mola

Tatapan nanar para penggemar Napoli seolah menusuk hati Quagliarella. Hal itu terasa begitu menyesakkan baginya, karena sesungguhnya ia tak ingin pindah dari klub yang dicintainya sejak kecil itu. Tapi ia sadar pembelaannya tak akan diterima para penggemar yang kadung murka padanya.

"Aku sudah bicara pada penggemar, tapi sudah jelas, aku tahu perasaan mereka. Apapun yang kukatakan hanya terlihat sebagai pelipur lara saja. Orang-orang tidak bodoh," ungkap Quagliarella mengingat masa-masa getir tersebut.




(akd/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork