Pasca pandemi melanda, berbagai industri kreatif mulai bangkit kembali. Bagi seniman-seniman Indonesia, peristiwa tak biasa ini mampu menginspirasi menjadi karya seni.
Nindityo Adipurnomo adalah salah satu seniman yang mampu mencatat pandemi lalu mengubahnya menjadi karya tak biasa. Dalam pameran tunggalnya yang digelar di D'Gallerie Jakarta, ia sukses memaparkan hal-hal tersebut.
Kurator pameran Mira Asriningtyas menuturkan fungsi seniman dan penulis adalah mencatat masa pandemi atau masa yang serbasusah tersebut. "Itu kan disinteresting times," katanya ketika diwawancarai detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut keterangan Mira, ternyata masyarakat Indonesia banyak yang lupa akan berbagai hal saat pandemi. Ketika awal pandemi, kita mempelajari ulang bagaimana orang zaman dulu beraktivitas saat pandemi.
"Tercatat dalam beberapa-beberapa lukisan, atau dokumentasi lainnya. Ada banyak di karya fotografi zaman dulu juga. Kita mempelajari dari sesuatu yang sebelumnya, saat terjadi di dekade 1800-an, di masa sekarang kita harus mencari ke mana," terangnya.
"Pencatatan itu bukan bentuknya yang data-data scientist. Sebenarnya itulah fungsinya kita seniman dan penulis, untuk mencatat disintersting times itu," tegas Mira.
![]() |
Hal yang sama dituturkan Dito Yuwono. Kurator pameran dari LIR Space Yogyakarta menuturkan Nindityo adalah salah satu orang yang mampu mencatat pandemi dengan baik.
Baca juga: Simbol Konde Jadi Masker di Wajah |
"Pencatatan itu menjadi penting karena dalam tulisan atau literatur sudah banyak yang menerjemahkan disparticular moments itu tadi. Dalam kesenian tidak sebanyak itu, yang sangat diinternalisasi juga cukup dekat dengan persoalan itu," terang Dito.
Kini ketika pemakaian masker wajah sudah diperbolehkan dilepas di ruang-ruang publik, Dito dan Mira sama-sama menyayangkan banyak yang 'terkesan' melupakan dengan peristiwa langka pandemi.
"Sekarang semua orang berlomba-lomba ke kehidupan sebelum tahun 2020, langsung merasa tidak terpengaruh. Nah, fungsi ini yang digunakan oleh seniman perlu pencatatan yang baik. Jadi (pameran ini) penting banget," pungkasnya.
(tia/pus)