Simbol Konde Jadi Masker di Wajah

Spotlight

Simbol Konde Jadi Masker di Wajah

Tia Agnes Astuti - detikHot
Selasa, 20 Jun 2023 17:25 WIB
Pameran Tunggal Nindityo Adipurnomo di DGallerie Jakarta
Salah satu karya seni dalam pameran tunggal Nindityo Adipurnomo yang digelar di D'Gallerie Jakarta. Foto: Doni Maulistya/ Courtesy of D'Gallerie Jakarta
Jakarta -

Seniman asal Yogyakarta Nindityo Adipurnomo punya beberapa catatan penting saat pandemi. Dia menggubah pandemi menjadi karya seni yang kini tengah dipamerkan di D'Gallerie Jakarta sampai akhir bulan ini

Di salah satu karya video art yang berjudul Rhinolophus Sinicus, ia menggambarkan konde menjadi layaknya masker wajah. Mengapa konde?

Kepada detikcom, Nindityo menuturkan pemilihan konde sebagai simbol dalam karya tersebut bukan sembarang pemilihan. Pria yang akrab disapa Nindit mengungkapkan alasannya yang berhubungan dengan fashion.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada akhirnya kesadaran berada di alam bawah sadar untuk menggunakan masker, mau tidak mau ditunggangi oleh fashion," ungkapnya.

Dia memberikan contoh terkadang setiap orang saat pandemi memilih masker yang bakal dikenakan sesuai dengan bajunya yang dipakai saat itu. Masker pun diubahnya berbentuk konde.

ADVERTISEMENT

"Zaman sekarang hanya fashion only, sebagai simbol dari status sosial. Lama-lama kan hanya menjadi fashion," tambahnya lagi.

Karya itulah yang akhirnya dipilih oleh Nindit menjadi tajuk pameran. Dia mengambilnya dari bahasa Latin yang berarti sebuah spesies kelelawar.

Seperti diketahui spesial kelelawar ini ada di India, Vietnam, Myanmar, dan sempat ditemukan di Wuhan. Spesies ini jugalah yang membawa virus SARS 1 di awal tahun 2000-an.

"Saya nggak mau membicarakan corona dan pandemi yang leterlek. Saya sengaja mengambil nama dari spesies ini, walaupun pada akhirnya gestur-gestur ini menjadi persoalan sekaligus inspirasi saya berkarya," tukasnya.

Dalam karya lainnya, Nindit juga berbicara mengenai ketidaksetaraan gender. Seperti seri lukisan berjudul Pandemi dan Karangan Bunga Perempuan #1 & #2" (2022) dan Pandemi dan Piala untuk Lelaki (Karangan Bunga Lelaki) (2022).

Setelah merenungkan konsumsi besar-besaran atas produk kebersihan pribadi, Nindityo mulai merefleksikan gerak-gerik dan kebiasaan para pemakai masker menurut gender mereka. Dua seri karya, Rubel Dollar Euro #1 & #2 (2022) masih berkutat pada maskulinitas dan krisis yang pada akhirnya berujung pada perang.




(tia/pus)

Hide Ads