Gending Pencabut Nyawa Tak Sekadar Kutukan tapi Sarat Budaya

Spotlight

Gending Pencabut Nyawa Tak Sekadar Kutukan tapi Sarat Budaya

Tia Agnes Astuti - detikHot
Selasa, 21 Jun 2022 16:40 WIB
Gending Pencabut Nyawa
Gending Pencabut Nyawa berasal dari Thread Twitter merambah ke buku yang diterbitkan oleh gagasmedia. Foto: Rafida Fauzia/ detikcom
Jakarta -

"Warga mencoba mencari sumber suara musik gamelan tersebut. Suara itu berasal dari hutan desa. Saat malam sudah mencapai puncaknya, terdengar suara teriakan dari rumah Aswangga, seorang bocah laki-laki mendobrak keluar rumah lalu menari kesetanan mengikuti alunan musik gamelan."

Penggalan cerita Gending Pencabut Nyawa menarik pencinta horor untuk membacanya lebih dalam lagi. Kisah yang terinspirasi dari legenda urban kaki Gunung Merapi itu ditulis oleh Diosetta.

Sejak bab pertama, sesuatu yang tak disangka sudah membuka jalur ke bagian lainnya. Menurut penuturan Diosetta, Gending Pencabut Nyawa tak sekadar kisah tentang kutukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi juga budaya Jawa yang sangat kental, ada soal pusaka-pusaka sampai ilmu rogo sukma yang terkenal," kata Diosetta ketika diwawancarai detikcom, Selasa (21/6/2022).

"Semakin dibaca sampai akhir, begitu bab satu selesai akan ketagihan," sambungnya.

ADVERTISEMENT
Diosetta, Penulis Buku Horor Gending Pencabut Nyawa yang diterbitkan oleh penerbit Gagasmedia.Diosetta, Penulis Buku Horor Gending Pencabut Nyawa yang diterbitkan oleh penerbit Gagasmedia. Foto: Rafida Fauzia/ detikcom

Diosetta menuturkan unsur Jawa yang dimasukkan ke dalam novel yang berkaitan dengan berbagai mitos. "Aku juga kenalkan pusaka pada zaman dahulu," kata Diosetta.

Gending Pencabut Nyawa bermula dari Thread akun Twitter pribadinya yang viral sampai membuatnya dikenal sebagai konten kreatif. Sebelum terjun menulis cerita horor, Diosetta merupakan seorang travel vlogger di YouTube.

Dari situ, ia jalan-jalan ke berbagai kota di Pulau Jawa lalu membagikan ceritanya. Gending Pencabut Nyawa yang awalnya bernama Gending Alas Mayit itu viral di Twitter tahun lalu. Dari cuitan panjang, ia merilisnya melalui platform Karyakarsa dan kini dibukukan oleh Gagasmedia.

"Dari situ, aku kembangin ceritanya. Ada satu kejadian yang membuat gending terdengar lagi tapi lalu masalah ini selesai. Kutukan itu selesai," ungkap Diosetta.

(Baca halaman berikutnya soal Gending Pencabut Nyawa)

Asal Muasal Tulis Cerita Horor

Diosetta bukanlah nama asli. Pria yang tinggal di kota Solo, Jawa Tengah, itu mulai menulis cerita horor dari hasil jalan-jalannya ketika menjadi seorang travel vlogger di YouTube.

Saat pandemi mewabah, ia mulai terjun menulis cerita horor di akun Twitter pribadi. Sepanjang tahun sudah ada 15 judul cerita atau 15 Thread yang diselesaikan, salah satunya yang viral adalah Gending Pencabut Nyawa.

Diosetta, Penulis Buku Horor Gending Pencabut Nyawa yang diterbitkan oleh penerbit Gagasmedia.Diosetta, Penulis Buku Horor Gending Pencabut Nyawa yang diterbitkan oleh penerbit Gagasmedia. Foto: Rafida Fauzia/ detikcom

Dari situ, Diosetta yang tadinya bekerja di perusahaan otomotif resign lalu beralih menjadi penulis penuh.

Dia pun berkarya melalui tulisan-tulisannya yang penuh intrik misteri, di Twitter, KaryaKarsa sampai kini dibukukan Gagasmedia. Nantinya bakal ada dua cerita lagi yang bakal diterbitkan oleh penerbit.

Gending Pencabut Nyawa juga dikabarkan segera difilmkan dalam waktu dekat. Apa sih pesannya bagi pembaca legenda urban Tanah Air?

"Ketika aku menulis legenda urban, aku ingin agar pembaca sendiri yang menilai kebenarannya. Kita nggak bisa memastikan faktanya secara valid, tapi silakan mereka cari sendiri untuk tahu kebenarannya," tukasnya.



Simak Video "Video Pengacara: Tak Ada Hukuman Seumur Hidup, Fariz RM Hanya Pengguna"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads