Gending Pencabut Nyawa, Mitos atau Fiksi?

Spotlight

Gending Pencabut Nyawa, Mitos atau Fiksi?

Tia Agnes Astuti - detikHot
Selasa, 21 Jun 2022 15:07 WIB
Diosetta, Penulis Buku Horor Gending Pencabut Nyawa yang diterbitkan oleh penerbit Gagasmedia.
Buku Gending Pencabut Nyawa ditulis oleh Diosetta. Foto: Rafida Fauzia/ detikcom
Jakarta -

Indonesia adalah negara dengan kekayaan budaya, juga beragam cerita misteri. Di setiap daerah khususnya Pulau Jawa ada banyak legenda urban, mistis sampai horor yang keberadannya tipis antara nyata dan fiksi.

Sama halnya dengan Gending Pencabut Nyawa yang ditulis oleh Diosetta. Lulusan Sarjana Komputer di kampus Jakarta yang kini fulltime menjadi penulis mengisahkan kisah tersebut melalui buku berjudul sama.

Gending Pencabut Nyawa tak sekadar cerita misteri seperti KKN di Desa Penari namun jauh melebihi itu. Ada budaya Jawa yang kental dimasukkan misalnya mengenai pusaka-pusaka sampai ilmu raga sukma. Gending atau musik gamelan punya beberapa mitos dan kisah itu didapat Diosetta ketika menyambangi desa di kaki Gunung Merapi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gamelan tersebut terdengar ketika mendaki gunung di Pulau Jawa. Ia mengartikan, di sekitarmu sedang ada hajatan dari desa gaib. Tapi bukan cuma hajatan, gending yang satu ini dipercaya membawa kutukan sampai merenggut nyawa.

Penulis dengan nama pena Diosetta itu menuturkan ketika menulis kisah ini, ia meminta izin kepada warga desa yang menceritakannya.

ADVERTISEMENT
Diosetta, Penulis Buku Horor Gending Pencabut Nyawa yang diterbitkan oleh penerbit Gagasmedia.Diosetta, Penulis Buku Horor Gending Pencabut Nyawa yang diterbitkan oleh penerbit Gagasmedia. Foto: Rafida Fauzia/ detikcom

"Kejadiannya tahun 1980-an, tapi itu pun sebelumnya sudah pernah terjadi. Dalam novel, saya ceritakan lewat karakter Mba Laksmi yang mengaktifkan kutukan itu lagi," katanya ketika diwawancarai detikcom, di kawasan Tendean, Jakarta Selatan.

Ketika meminta izin, Diosetta mengatakan warga yang menceritakannya tidak masalah. "Kasus ini sudah selesai, bukan milik siapa-siapa lagi," tegasnya.

"Karena cerita gending ini sudah menjadi legenda urban, sudah tidak terjadi lagi sekarang, tidak terjadi ke siapa-siapa lagi," kata Diosetta.

Secara spesial, Diosetta membuat cerita Gending Pencabut Nyawa dicampur dengan fiksi agar lebih menarik lagi.

Diosetta, Penulis Buku Horor Gending Pencabut Nyawa yang diterbitkan oleh penerbit Gagasmedia.Diosetta, Penulis Buku Horor Gending Pencabut Nyawa yang diterbitkan oleh penerbit Gagasmedia. Foto: Rafida Fauzia/ detikcom

Gending Pencabut Nyawa bermula dari Thread akun Twitter pribadinya yang viral sampai membuatnya dikenal sebagai konten kreatif. Sebelum terjun menulis cerita horor, Diosetta merupakan seorang travel vlogger di YouTube.

Dari situ, ia jalan-jalan ke berbagai kota di Pulau Jawa lalu membagikan ceritanya. Gending Pencabut Nyawa yang awalnya bernama Gending Alas Mayit itu viral di Twitter tahun lalu. Dari cuitan panjang, ia merilisnya melalui platform Karyakarsa dan kini dibukukan oleh Gagasmedia.

"Dari situ, aku kembangin ceritanya. Ada satu kejadian yang membuat gending terdengar lagi tapi lalu masalah ini selesai. Kutukan itu selesai," ungkap Diosetta.

Cerita Gending Pencabut Nyawa bisa diintip di sini.




(tia/nu2)

Hide Ads