Jadi Pembersih Trauma Orang Meninggal, Ini Makna Kematian bagi Kim Sae Byoul

Spotlight

Jadi Pembersih Trauma Orang Meninggal, Ini Makna Kematian bagi Kim Sae Byoul

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 04 Jan 2022 16:15 WIB
Kim Sae Byul
Foto: dok. Twitter ljehoons
Jakarta -

Kim Sae Byoul baru saja menerbitkan buku Things Left Behind yang dirilis di Indonesia oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama. Buku yang rilis di penghujung 2021 membawa secercah harapan tentang apa itu harapan dan bagaimana memaknai kembali kehidupan.

Lalu, apa makna kematian baginya yang kerap berjumpa intens dengan barang-barang peninggalan orang meninggal?

Kepada detikcom, Kim Sae Byoul menceritakan ada banyak kematian yang 'bergesekan' dengannya. Khususnya ketika pandemi COVID-19 yang mewabah di dunia termasuk Korea Selatan dan Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setiap kematian punya makna tersendiri dengan ceritanya masing-masing untuk saya. Di antara semua kematian, saya telah menulis hal-hal yang paling berkesan dan hal-hal yang ingin aku tinggalkan di hati orang-orang," ucap Kim Sae Byoul.

Setelah pandemi Corona, lanjut dia, ada banyak sekali kematian yang membuat kesepian terjadi di seluruh dunia. Begitu pula di Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Agar orang-orang yang berharga di kehidupan kita tidak meninggal dengan rasa kesepian dan untuk mengurangi penyesalan, cerita-cerita dari buku ini diharapkan membuat sisa hidup kalian menjadi lebih berharga," sambung Kim Sae Byoul.

Setelah menjadi pembersih jasa trauma, Kim Sae Byoul mengingat satu momen tersulit. Saat itu, ia menghadapi kematian seorang anak.

"Ayahnya anak tersebut meninggal bersama dan saya mempunyai masa sulit saat itu. Sejak itu, lokasi yang meninggalkan jejak si anak tidak bisa dibersihkan secara langsung. Mungkin karena saya juga ayah dengan dua anak," katanya.

Menurut penuturannya, berprofesi sebagai pembersih jasa trauma bermula ketika dia melihat pengurus makam yang membantunya di pemakaman temannya ketika kecil. "Saya memutuskan untuk menjadi guru pemakaman dan bekerja dengan profesi tersebut selama hampir 10 tahun lamanya," ungkapnya via surel.

Saat itu, Kim Sae Byoul menulis apa yang dirasakan ketika menulis mendiang dalam bentuk buku harian.

"Saya menulisnya dalam buku harian di blog, seseorang melihatnya lalu menghubungi saya," katanya.

Momen saat orang tuanya meninggal dunia juga membekas dalam diri Kim Sae Byoul.

Berbagai pengalaman itu diceritakannya dalam buku Things Left Behind yang saat ini sudah terbit di toko buku Tanah Air. Baca artikel berikutnya.

[Gambas:Instagram]






(tia/dal)

Hide Ads