Buibu Baca Buku Book Club tak sekadar menjadi komunitas pembaca buku yang ada di Jakarta dan kota-kota lainnya. Klub buku bagi ibu-ibu juga mengajak agar siapapun melek literasi.
Hal tersebut diungkapkan oleh pendiri Buibu Baca Buku Book Club, Puty Puar, saat ngobrol dengan detikcom.
"Sebenarnya kan kalau literasi itu artinya baca dan tulis yah. Maksudnya okelah ke situ (tujuanya). Selama mulai awal mendirikan Buibu Baca Buku Book Club, aku pikirnya emang dasar orang Indonesia nggak minat baca tapi setelah ketemu teman-teman komunitas akhirnya aku melihat permasalahan yang berlapis," tutur Puty Puar ketika dihubungi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga buku masih terbilang mahal, apalagi ketika dijual di luar Pulau Jawa. Jika pun, buku dan perpustakaan ada permasalahan lainnya muncul lagi.
"Seberapa banyak sih orang yang membaca kritis, ada juga permasalahan setelah mulai suka membaca, ada masalah hal lainnya," sambunya.
Adanya komunitas Buibu Baca Buku Book Club, lanjut Puty Puar, mereka juga meracuni para ibu untuk membeli dan membaca buku-buku yang disukai.
Ketika tidak ada lagi masalah dari para ibu, maka muncul distraksi. Bisa dari gadget atau waktu yang dibutuhkan membaca buku ketika sudah punya anak.
"Emang jadi masalahnya lumayan berlapis," kata Puty Puar.
Secara berkala, Buibu Baca Buku Book Club membuat berbagai program untuk mengajak disukai aneka genre dan ragam bacaan. Kalaupun tidak ada, lanjut dia, bisa memilih buku kumpulan cerpen atau puisi yang pendek-pendek.
"Saya selalu menyarankan agar memulai dari yang ringan, nggak harus novel panjang. Pilih buku kumcer atau kumpulan esai, atau buku-buku puisi," kata ibu satu anak tersebut.
"Satu lagi hal menarik. Dulu pas awal-awal mendirikan komunitas, aku kira banyak yang baca romance atau parenting. Tapi banyak ibu-ibu baca buku yang berat seperti sains, sejarah, feminisme, sampai ke bacaan progresif. Aku menyadari spektrum bacaan ibu-ibu itu luas banget," ungkap perempuan lulusan Geologi yang kini aktif menjadi ilustrator.
(tia/wes)