Andre Aciman blak-blakan tentang proses kreatif dari buku terbaru Homo Irrealis yang dirilis awal tahun ini. Sebelumnya, dia dikenal lewat Call Me by Your Name dan sekuelnya Find Me.
Karakter-karakter dalam Call Me by Your Name yang juga sukses diadaptasi ke layar lebar, diakui Andre Aciman tidak bisa dilupakannya.
"Saya tidak bisa melupakan mereka," ucapnya kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya juga tidak bisa meninggalkan mereka," sambungnya lagi.
Andre Aciman mengaku ada kemungkinan cerita lagi setelah karakter Elio maupun Oliver serta nama-nama lainnya dalam semesta Call Me by Your Name.
"Mungkin saja (bakal ada buku lainnya)," katanya belum mengiyakan pertanyaan detikcom.
Dalam Call Me by Your Name, Andre Aciman sukses menggabungkan tempat, waktu, dan perasaan para karakter dengan sempurna.
Pembaca juga mampu merasakan semua emosi yang terjadi di balik latar setting tahun 1983 dan berbagai kota di Italia. Sebenarnya apa sih rahasia Andre Aciman dalam meracik cerita dalam Call Me by Your Name?
Sambil berkelakar ia mengatakan jika memang ada rahasia bukan untuk menggambarkan Italia sama sekali.
"Saya selalu menyayangkan penuli fiksi yang berubah menjadi reporter dan memberi pembaca 'kartu pos' sebuah tempat. Mereka mengingatkan saya pada majalah-majalah yang memuat contoh parfurm di halaman mereka yang memberi mereka macam wewangian," sambung Andre Aciman.
![]() |
Dia mengaku mencoba yang terbaik untuk tidak pernah menggambarkan wajah. Sebaiknya, dia memilih teknik verisimilitude (gagasan tetang proposisi lebih mendekati kebenaran).
"Saya tidak pernah menggambarkan jenis laut atau jenis aroma yang muncul di atas ranah," katanya.
Namun dia berbicara hal yang samar tentang aroma kopi atau deru batu di kejauhan, dan perasaan nyaman ketika Anda duduk ketika melihat hari hujan.
"Saya menulis kesan yang sama-samar dan sulit dipahami tentang hal-hal ini tapi saya tidak menggambarkannya," sambung novelis kelahiran Alexandria, Mesir.
Andre Aciman membuat kata musim panas punya makna dan makna inilah yang saya kejar bukan rasa panasnya.
"Monet memberi kita kesan tentang katedral bukan gambar katedral. Kesan itu memberikan kita sesuatu," pungkasnya sambil menganalogikan tentang Call Me by Your Name.
(tia/dar)