Perupa asal Yogyakarta Iwan Effendi mengembangkan berbagai eksplorasi di pameran tunggal 'Daydreaming Face'. Pameran tunggal yang dibuka pada 9 Oktober hingga 14 November 2021 di RUCI Art Space Gallery, kawasan Little Tokyo, Blok M, Jakarta Selatan, menarik untuk ditelisik lebih lanjut.
Salah satunya adalah eksplorasi mengenai animasi yang berada di bagian depan ruang galeri. Demi mewujudkan animasi yang diinginkan, ia menggambar, memotret, menghapusnya lagi, lalu kembali menggambar.
Menurut Iwan Effendi, keterlibatannya di Papermoon Puppet Theatre saling mempengaruhi kekaryaannya dalam membuat gambar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Si Wajah Melamun ala Iwan Effendi |
"Karena aku bekerja di teater boneka, orientasi kekaryaan aku jadi soal gerak. Panggung, pementasan itu kan bergerak sementara gambar itu tidak bisa bergerak," tuturnya kepada detikcom.
Iwan Effendi pun melanjutkan, "Aku mencoba banyak metode untuk membuat satu animasi ini. Gambar cuma 1, tapi bisa ratusan kali menggambarnya."
![]() |
"Aku gambar, foto, hapus, dan seterusnya. Ada jejak di sini, aku balikin ke gerakan kecil lainnya, aku pelankan lagi," jelasnya sambil menerangkan karya animasi tersebut.
Animasi dibuat oleh pria yang mengenyam pendidikan di Seni Rupa UPI Bandung dan Seni Rupa di ISI Yogyakarta itu karena orientasi berkarya saling bertautan dengan teater boneka.
"Ketika membuat gambar, aku jadi mau membuat yang bergerak," tegasnya.
Selama 15 tahun belakangan berkarya, Iwan Effendi mengatakan tidak ada teori akademis dalam membuat teater boneka. Termasuk menciptakan boneka wajah kosong yang digunakan dalam setiap pementasan Papermoon Puppet Theatre.
"Jadi karya demi karya itu memang secara intuitif saja, membayangkan jadi audiens. Kan nggak pernah tercatat secara runut yah. Prosesku ini mencari seperti investigasi di Papermoon," tambahnya.
Pameran tunggal Iwan Effendi yang digelar di RUCI Art Space Gallery bersama Mizuma Gallery Singapura bisa dilihat hingga 14 November 2021.
Bagi kamu yang menggemari karya seni dan karya-karya Papermoon Puppet Theatre, 'Daydreaming Face' bisa menjadi pilihan untuk mengisi waktu luang di akhir pekan. Pengunjung yang datang juga diatur secara protokol kesehatan yang ketat dan menggunakan masker.
(tia/dar)