Israel menghadapi peperangan yang tak usai bahkan hingga kini. Perang Yom Kippur salah satunya.
Series Valley of Tears merekam ulang kejadian perang tersebut. Bagi pemerannya, Shahar Tabock, kisah series ini menjadi pembawa kabar bagi generasi seusianya yang belum ada saat peran besar Israel tersebut terjadi.
"Series ini jadi perbincangan dan anak-anak seumuranku kami tak membicarakan perang, kecuali di sekolah saat pelajaran sejarah. Anak-anak muda di Israel kini membicarakan tentang cerita tentang perang ini dan mereka para tetua yang terlibat dahulu membuka tentang apa yang mereka alami," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Shahar Tabock pun punya pandangan tersendiri soal perang tersebut. Apa pendapatnya?
"Salah satu yang membuatku terkejut adalah adegan tentara Syria yang ada di episode 4, rasanya itu tidak mungkin. Bagian itu membuat napas tercekat tentang bagaimana perang berdampak pada semuanya, bahwa kita hanya manusia biasa mau Israel atau orang Suriah, kita hanya ingin bisa berkumpul dengan keluarga kita," ungkap Shahar.
Saat dirinya memerankan series ini, Shahar Tabock juga teringat cerita kakeknya yang pernah ambil bagian sebagai tentara dalam perang Yom Kippur. Bahkan salah satu kakeknya yang lain juga menjadi korban yang tewas.
"Aku terkoneksi dengan kisah series ini karena keluarga kami menjadi bagian yang terlibat di masa lalu. Ini bukan pengalaman bagus bagi kami, tapi kami dapat melalui itu semua dan di sinilah kami sekarang," tuturnya lagi.
Valley of Tears dapat disaksikan di Mola TV. Series ini melakukan pembuatannya yang berlangsung di Dataran Tinggi Golan.
Valley of Tears dikabarkan sempat terjeda proses produksinya. Pembuatan series ini dihentikan selama tiga minggu karena pertempuran terdekat di Suriah.
(doc/mau)