.webp)
Fahrani berperan dalam film Everyday is A Lullaby yang membawanya beradu peran dengan Anjasmara. Beradu akting dengan Anjas diakui Fahrani memberinya pengalaman baru.
Everyday is A Lullaby sendiri menempatkan tokoh yang diperankan Anjasmara sebagai pusat cerita. Ia berperan sebagai penulis yang tengah sekarat bernama Rektra dan memiliki kekasih bernama Marisa yang diperankan Fahrani.
"Ini proyek pertama main sama Anjas. Film ini castingannya ketat, aku ngelakuinnya via online. I found it interesting karena Anjas yang main Rektra karena dia biasa main sinetron dan ini main film layar lebar," kata Fahrani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia memuji Anjasmara sebagai lawan mainnya dalam film tersebut.
"Menurut aku dia mainnya bagus banget dan I'm very happy I get to work with him," ujar Fahrani.
Baca juga: Fahrani Kembali Setelah 5 Tahun Vakum |
Namun film ini tak hanya memusatkan cerita pada tokoh Anjas penulis yang sedang sekarat. Ada tema besar yang juga dibawa dalam film tersebut.
Fahrani mengungkapkan, Everyday is A Lullaby juga menyampaikan kritik dalam pesan cerita film ini.
"Si Rektra itu penulis yang charming, dia seniman yang struggling let's say, karena dia di sini tuh ceritanya meng-high light kan cerita tentang film Indonesia yang komersialnya tentang itu-itu aja. Kita mengangkat tema dan realita ini di film ini," ungkap Fahrani.
Fahrani bangga bisa terlibat dalam film tersebut. Sejak awal ia mengetahui konsep cerita dari film Everyday is A Lullaby, Fahrani mengaku sudah tertarik untuk bisa terlibat di dalamnya.
"Aku dapat cerita ada project ini dan produsernya ngerasa aku cocok sama peran ini. Aku pun ngobrol sama sutradaranya. We jump on a call dan face time dari situ aku tertarik dengar konsepnya, ya udah aku join main di sini," tukasnya.
Everyday is A Lullaby sendiri direncanakan tayang di Busan Film Festival. Ajang tersebut akan berlangsung bulan ini dan diramaikan dengan kehadiran film-film dari banyak negara.
(doc/dal)
