.webp)
Dari kariernya sebagai model, Fahrani menjadi salah satu bintang yang pernah meramaikan industri perfilman di Tanah Air. Namanya melambung usai dirinya berperan dalam drama Radit & Jani.
Sempat tampil dalam beberapa film setelahnya seperti Taring hingga Kala, Fahrani kemudian bak tenggelam sejak 2015. Kini dirinya kembali usai vakum.
"5 tahun vakum itu sebenernya pilihan saya sendiri. Karena saya fokus bisnis di Jerman, ya karena saya tinggal di sana tapi agak sulit juga kalau nerima film di Indonesia walau ada tawaran satu atau dua," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fahrani kembali dengan karya terbarunya lewat film Everyday is A Lullaby yang disutradarai Putrama Tuta. Film tersebut dibintanginya bersama Anjasmara dan Raihaanun yang terlibat dalam cerita.
Proyek film ini diakuinya tak sengaja ia hadir di hadapannya. Jika ada istilah sebuah karakter dalam film mencari pemeran yang tepat, peran Fahrani di film ini dinilai sang aktris sejalan dengan istilah tersebut.
"Jadi pas aku bicara pertama kali aku bicaranya sama mas Tuta itu dia bilang, ini karakternya aku banget. Ini mirip sama Fahrani, jadi untuk bisa mendapatkan hasil yang sangat natural dan murni itu, dia melihat Fahrani di dalam Marisa biasanya kan terbalik ya, jadi ini dia lihat karakternya yang memilih aku," urainya.
Sebagai aktris, ibu satu anak ini mengaku antusias saat ditawari peran tersebut. Fahrani mengungkapkan, karakter ini membuat dirinya tertantang mendalami perannya.
Perannya sebagai Marisa yang merupakan kekasih Anjasmara dalam film ini dinilainya tak biasa. Filmnya sendiri pun dinilai Fa sebagai proyek film yang punya arah tersendiri untuk menyapa publik dan penonton di luar sana.
"Film ini bukan komersial, film ini sangat idealis, misinya bukan untuk cari uang. Sepertinya akan tayang di festival-festival tapi nggak di Indonesia, jadi aku seneng terlibat dalam project seperti ini," ungkap Fahrani.
(doc/dal)
