Tren sepeda membludak saat pandemi COVID-19 masih mewabah. Jauh sebelum orang-orang mengunggah foto bersama sepeda kesayangan yang harganya mencapai puluhan dan ratusan juta rupiah, ada para road bike yang sesungguhnya.
Mereka yang setiap hari mengayuh sepeda untuk berjuang mencari nafkah. Para pesepeda jalanan ini-lah yang tak pernah mengunggah sepeda kebanggaannya selama puluhan tahun lamanya.
Ada pedagang asongan, penjual kopi keliling atau kerap disebut starling, penjaja buah, tukang jamu, sampai tukang kerupuk yang selalu gowes setiap saat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fotografer Panji Indra yang mengunggah karya-karya kreatif lewat akun Instagram @thecyclistpotrait memotret fenomena tersebut.
"Mereka kan mau pandemi atau nggak kan tetap jualan. Gue juga merasa setelah beberapa kali ketemu mereka, ceritanya juga beda-beda. Ada yang di-PHK jualan roti dan mereka bersyukur masih punya kenikmatan," tutur Panji Indra saat dihubungi detikcom, Senin (21/9/2020).
![]() |
Awal Panji Indra memotret para pedagang pesepeda itu ketika ia membuka lapak di dekat MRT Blok M. Saat itu, tukang kopi keliling atau starling tiba-tiba saja lewat.
Panji mulai mengobrol dan bertanya soal nama, berapa lama jualan, sampai soal pengalaman si pedagang.
Ketika foto itu diunggah ke akun Instagram @thecyclistpotrait, elemen itu seakan membumikan jepretan tren sepeda yang ada di akun Instagramnya.
"Gue pengin lebih ke nyampur saja deh. Mau ada orang yang baru sepedaan, yang lama sepedaan, secara visual toh sama saja kok. Nggak beda, jadi elu tahu dari mana kalau dia lama sepedaan? Misalnya dari gaya ngomong atau gaya sepedaannya. Di visual yang kelihatan oh dia anak sepeda saja," cerita Panji.
Salah satu pesepeda yang membuat Panji terenyuh adalah foto pedagang pisang yang sudah berusia 80 tahun. Ketika dihampiri, pedagang bernama Bapak Bodong pun bahagia bukan main.
"Gue tuh terenyuh ya, orang-orang pesepeda ini semangat banget, istilahnya berjuang banget," tuturnya.
![]() |
Rencana Garap Buku Fotografi
Berbagai karya kreatif yang sukses dijepret membuat Panji Indra ingin menggarap sebuah foto dan pameran seni fotografi. Tapi rencana itu masih terkendala karena pandemi masih mewabah.
"Ini masih digodok-lah, karena gue nggak pengen kayak gue ambil orang buat jualan. Kayak kesannya menjual nasib mereka, nggak pengen begitu. Maunya menggelar karya saja, dinikmati dari berbagai jenis sepeda dan pesepedanya," tukas lulusan Universitas Trisakti Jakarta.
![]() |
(tia/dar)